Sekitar 200 hingga 300 orang tiba di desa kami dengan mengendarai sepeda motor dan menghancurkan masjid itu. Semua warga lari. Kami ketakutan dan tidak melawan. Mereka menghancurkan hingga puas."
Oakkan, Myanmar (ANTARA News) - Kekerasan terkait agama di Myanmar tengah merenggut satu jiwa, kata sejumlah pejabat Rabu sementara aksi anti-Muslim bergerak mendekati Yangon, kota komersial di negara itu.

Seorang Muslimah termasuk di antara mereka yang ditahan setelah pihak berwenang mengatakan dia menabrak seorang biksu muda di jalan pada Selasa yang memicu kerusuhan di kota kecil Oakkan, sekitar 100 kilometer sebelah utara Yangon, lapor AFP.

Myanmar mengalami ketegangan setelah gelombang kekerasan pada Maret lalu. Saat itu para biksu dan massa pemeluk Buddha menyerang kawasan-kawasan Muslim dalam kekerasan yang menyebar ke kota utama negara itu.

Sebanyak dua masjid dan lebih 80 rumah di empat desa sekitar Oakkan rusak atau hancur dalam serangan-serangan paling akhir, menurut seorang pejabat pemerintah yang minta jatidirinya tak disebutkan.

"Seorang pria berusia 29 tahun meninggal karena luka-lukanya dan sembilan lainnya juga cedera dalam kekerasan kemarin," katanya kepada AFP, dan menambahkan situasi sudah pulih.

Dia mengatakan 18 orang ditahan atas keterlibatan mereka di dalam kekerasan itu dan Win Win Sein, wanita yang menabrak biksu itu juga diamankan walaupun sumber itu tidak memberikan alasan penahanannya.

Para penduduk desa yang merasa ketakutan dari dua kelompok kepercayaan itu mengatakan polisi tidak berada di sana untuk melindungi mereka ketika satu kerumunan menyerang satu masjid setempat pada Selasa malam di desa Mie Laung Sakhan, dekat Oakkan.

"Sekitar 200 hingga 300 orang tiba di desa kami dengan mengendarai sepeda motor dan menghancurkan masjid itu. Semua warga lari. Kami ketakutan dan tidak melawan. Mereka menghancurkan hingga puas," kata Soe Myint, 48 tahun, seorang warga Muslim kepada AFP.

Masjid itu rusak berat dan sekitar 10 rumah dibakar, menurut seorang wartawan AFP di tempat kejadian.

"Bahkan kami diancam akan dibunuh. Kami juga ketakutan. Kami perlu keamanan segera," kata Than Soe, pemeluk Buddha, kepada AFP.

Kehadiran pasukan keamanan dengan perlengkapan lengkap tampak pada Rabu pagi di Oakkan tempat sebanyak 30 toko di pasar itu hancur dan satu masjid lagi rusak. (M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013