Jambi (ANTARA News) - Wartawan Trans7, Antonius Nugroho Kusumawan, yang terluka terkena selongsong gas air mata yang ditembakkan polisi saat meliput aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM, sekarang ditangani oleh tiga dokter spesialis.

"Ditangani secara intensif oleh tiga dokter spesialis. Diantaranya, dokter spesialis mata, tulang dan spesialis THT," ujar dokter penanggung jawab Rumah Sakit Dokter Bratanata (DKT), dr. Agus Suprapto, kepada wartawan di Jambi, Kamis.

Menurut dia, dari pemeriksaan terakhir, kondisi Anton yang tertembak di pipi kanan bawah mata terus membaik.

"Bagian mata sesuai hasil pemeriksaan spesialis mata dalam kondisi baik," katanya.

Meski demikian, kata dia, untuk memulihkan kondisi Anton perlu dilakukan pemeriksaan dan perawatan secara intensif.

Bahkan, untuk memulihkan tulang pipi bagian kanan korban, perlu dilakukan operasi bedah plastik.

"Operasi bedah plastik nantinya akan dirujuk ke Jakarta. Namun menunggu kondisi korban membaik. Terkait potensi lukanya apakah bisa menimbulkan cedera permanen, itu dokter spesialis yang lebih berkompeten menjelaskan," ujarnya lagi.

Anton terpaksa dilarikan ke rumah sakit usai tertembak peluru gas air mata saat meliput aksi demonstrasi sekelompok mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Jambi, Senin lalu.

Anton tertembak di bagian pipi kanan bawah mata, dan hasil hasil CT Scan menunjukkan tulang pipinya bagian kanan retak.

Hingga kini, Anton sudah dirawat serius di rumah sakit dokter Bratanata Jambi.

Pihak kepolisian daerah Jambi sebelumnya menyatakan penembakan itu menyalahi prosedur dan berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut.

Briptu `D` yang diduga menembakkan gas air mata juga sudah ditahan di sel Propam Polda Jambi. Lima orang termasuk satu orang wartawan telah dimintai keterangan oleh polisi terkait insiden tersebut.

Pewarta: Bangun Santoso
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013