...biaya distribusinya mahal..."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengatakan lonjakan harga daging sapi antara lain disebabkan kekurangan sarana dan prasarana transportasi khusus untuk distribusi.

"Ketika pemerintah melakukan pembatasan kuota impor, tidak diikuti dengan penyediaan sarana dan prasarana alat transportasi yang memadai. Sehingga kondisi transportasi hewan di daerah surplus hewan tidak terkondisikan," kata Asnawi dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan untuk bisa menghentikan fluktuasi harga daging, pemerintah perlu mengkondisikan armada darat, laut dan udara, khusus mengangkut hewan ternak, sehingga ongkos distribusi bisa ditekan.

"Di daerah surplus seperti NTB itu sebenarnya daging sapi murah, walau kualitasnya tidak seperti sapi impor atau sapi hasil persilangan antara sapi lokal dan impor. Tapi karena biaya distribusinya mahal sehingga harga daging menjadi mahal," kata dia.

Asnawi mengungkapkan bahwa APDI telah menyampaikan permasalahan transportasi kepada pemerintah. Pemerintah menurut dia mengaku semestinya telah sampai pada tahap pelaksanaan, namun sampai saat ini belum terealisasi.

Lebih jauh dia mengatakan bahwa praktik para oknum pengusaha besar yang menahan pasokan daging, turut berkontribusi pada meningkatnya harga daging di kisaran Rp110.000 saat ini, selain juga permintaan di bulan Ramadhan yang meningkat dan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi.

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013