Gaza City (ANTARA News) - Mesir membuka sebentar pelintasan Rafah Sabtu untuk alasan kemanusiaan mengizinkan sekitar 50 orang yang tertahan di Jalur Gaza melintas, kata kementerian dalam negeri Hamas.

Mesir, Kamis mengumumkan pihaknya menutup "untuk waktu yang tidak ditentukan satu-satunya tempat pelintasan -- rute ke daerah pantai yang dikuasai Hamas yang tidak melewati Israel-- dengan alasan-alasan keamanan sehari setelah aksi kekerasan yang mematikan di Mesir.

Tindakan itu menyebabkan ratusan warga Palestina terlantar di kedua sisi perbatasan itu, kata para saksi mata.

Pada Sabtu Mesir "membuka kembali pelintasan Rafah untuk mengizinkan lewat para pelancong internasional yang memegang paspor-paspor asing dan "kasus kemanusiaan," kata kementerian dalam negeri.

Mesir mengacu pada orang yang memerlukan perawatan dokter di rumah-rumah sakit Mesir.

Hamas bersekutu dengan Ikhawanul Muslimin.

Pada Rabu hampir 600 orang, sebagian besar para pendukung presiden terguling Mohamed Moursi tewas dalam tindakan keras pasukan keamanan Mesir di dua kamp protes di Kairo.

Hamas mengutuk tindakan keras yang mematikan itu tetapi pada Sabtu juru bicara Sami Abu Zuhri dalam satu pernyataan mengatakan gerakan itu" tidak dan tidak akan berpihak dalam masalah-masalah dalam negeri Mesir".

Hamas, tambahnya juga tidak akan setuju "campur tangan" oleh kelompok yang berpangkalan di Gaza dalam masalah dalam negeri Mesir.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013