Jakarta (ANTARA News) - Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Pupuk Indonesia dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), melakukan ekspansi usaha dengan peternakan sapi di Autralia yang direalisasikan sebelum akhir tahun 2013.

"PT Pupuk Indonesia membuka peternakan dalam skala besar di lahan seluas satu juta hektare, sedangkan RNI seluas 300 hektare," kata Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Gedung Surveyor Indonesia, Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, Pupuk Indonesia dan RNI dipilih untuk melakukan ekspansi usaha peternakan sapi ke Australia karena dinilai memiliki skema bisnis yang terbaik dibanding dua BUMN lainnya yang ikut melakukan kajian ekspansi yaitu Perum Bulog dan PT Berdikari.

"Setelah melalui serangkaian pembahasan dan peninjuan langsung ke Australia, ternyata skema yang diajukan Pupuk Indonesia merupakan yang terbaik," kata dia.

Ia menjelaskan, Pupuk Indonesia menggandeng perbankan Australia, Commontwealth Bank, dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnis tersebut.

"Bermitra dengan perbankan merupakan poin positif karena dapat mengurangi risiko pembiayaan termasuk risiko kegagalan bisnis. Commonwealth Bank juga cukup antusias untuk masuk dalam skema kerja sama dengan Pupuk Indonesia," katanya.

Perusahaan negara melakukan ekspansi usaha peternakan sapi di Australia untuk mengatasi masalah pasokan daging sapi di dalam negeri yang menyebabkan harga daging terus tinggi.

Dalam setahun terakhir harga daging sapi di Indonesia terus tinggi, berkisar Rp90.000-Rp100.000 per kilogram, dan bahkan mencapai sekitar Rp130.000 per kilogram saat Ramadhan dan Lebaran.

Rencananya perusahaan negara akan menggunakan lahan peternakan di negeri Kangguru untuk menghasilkan bibit sapi atau pedet, yang kemudian dikirim ke Indonesia untuk digemukkan.

Ia menambahkan, bisnis peternakan sangat bagus di Australia sedang penggemukan lebih cocok dilakukan di Indonesia.

"Pihak Australia sangat antusias. Selain kerja sama peternakan sapi di sana, mereka juga ingin dilibatkan dalam usaha penggemukan sapi di Indonesia," ujar Dahlan.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013