Sesungguhnya untuk wilayah Indonesia timur memiliki bahan baku yang sangat baik dan berkualitas, namun sumber daya manusia yang ada masih belum bisa memanfaatkannya dengan maksimal sehingga harus bergantung bahan baku dari Jawa.
Jakarta  (ANTARA News) - Pameran Cahaya Timur yang menghadirkan produk-produk dari wilayah Indonesia bagian timur diharapkan mampu meningkatkan daya saing khususnya untuk produk industri kecil dan menengah (IKM)

"Harapan kami agar produk dari Indonesia timur bisa diterima, dan tentunya dengan pameran ini bisa meningkatkan daya saing dari produk-produk tersebut," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, seusai membuka pameran tersebut, di Jakarta, Selasa.

Euis mengatakan, pameran kali ini mendatangkan produk dari Indonesia timur antara lain pakaian, tenun, kerajinan, dan juga makanan yang berasal dari Nusa Tenggara Barat, Papua, Sulawesi Barat, Maluku, dan lain-lain.

Namun, lanjut Euis, pertumbuhan IKM untuk daerah Indonesia timur tersebut memang masih belum secepat wilayah barat, pertumbuhan wilayah Indonesia timur tercatat hanya sebesar 3 sampai 4 persen per tahun.. Hal tersebut disebabkan masih bergantungnya industri di Indonesia timur dengan bahan baku dari Jawa, salah satu contohnya adalah tenun. 

"Sesungguhnya untuk wilayah Indonesia timur memiliki bahan baku yang sangat baik dan berkualitas, namun sumber daya manusia yang ada masih belum bisa memanfaatkannya dengan maksimal sehingga harus bergantung bahan baku dari Jawa," jelas Euis. 

Selain permasalahan bahan baku, Euis menambahkan, tentu ada pekerjaan rumah terkait sumber daya manusia, dan juga teknologi.

Menurut Euis, tantangan dari Indonesia timur terkait dengan SDM tersebut antara lain bagaimana para SDM tersebut mampu mengolah bahan baku yang tersedia dan bisa memproses yang tentunya harus memenuhi standar ramah terhadap lingkungan.

"Selain itu, ada masalah teknologi, yang belum bisa sepenuhnya diberikan, melainkan harus bertahap karena industrialisasi memerlukan proses secara perlahan," ujar Euis.

Selain itu, lanjut Euis, tantangan yang harus dihadapi adalah permasalahan standarisasi yang saat ini masih belum banyak dipahami oleh masyarakat Indonesia timur, dan juga pendaftaran pada Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).

Jumlah IKM saat ini mencapai 3,9 juta unit, dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9,14 juta orang, dimana sekitar 75 persen diantaranya berkembang di Pulau Jawa dan 25 persen sisanya berada di luar Pulau Jawa.

Pemerintah tengah menggencarkan program peningkatan daya saing IKM wilayah Timur Indonesia, sehingga diharapkan porsi IKM di luar Pulau Jawa akan naik menjadi 40 persen pada tahun 2014.

Beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah dalam pengembangan potensi IKM di Indonesia khususnya di wilayah Timur Indonesia, diantaranya melalui program pengembangan IKM dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) dan Klaster Industri.


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013