Semarang (ANTARA News) - Separuh dari seluruh perlintasan kereta api liar di wilayah PT KAI Daop IV Semarang akan ditutup untuk menjegah kecelakaan yang kerap terjadi.

"Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Jawa Tengah untuk penutupan perlintasan liar ini," kata Kepala PT KAI Daops IV Semarang Wawan Ariyanto di Semarang, Minggu.

Hal itu diungkapkannya di sela penanaman mangrove di pinggir perlintasan KA di kawasan Ronggowarsito Semarang yang menjadi salah satu kegiatan memeringati 100 tahun Stasiun Tawang Semarang.

Menurut Wawan, penutupan perlintasan sebidang memang menjadi kewenangan pemerintah daerah (pemda) setempat, melalui Dishubkominfo, termasuk perlintasan sebidang yang bersifat tidak resmi atau ilegal.

Ia menyebutkan setidaknya ada 704 perlintasan sebidang yang ada di wilayah Daops IV Semarang, mulai Tegal-Bojonegoro, dan di antaranya ada yang merupakan perlintasan liar.

Penutupan perlintasan liar, kata dia, akan dilakukan secara bertahap berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan diharapkan bisa mengurangi setidaknya 50 persen perlintasan liar yang ada.

Berdasarkan data PT KAI Daops IV Semarang, tercatat sebanyak 704 perlintasan sebidang di wilayah itu, terdiri atas 506 perlintasan resmi dan 198 perlintasan liar.

Perlintasan liar itu tersebar di berbagai daerah, dan terbanyak berada di Bojonegoro dengan 48 titik, Semarang Poncol 40 titik, Gubug 24 titik, Kradenan 14 titik, dan Gambringan sebanyak 11 titik.

Ia menjelaskan selama ini mungkin belum banyak masyarakat yang mengetahui jika frekuensi lalu lintas KA menjadi lebih padat dan lebih cepat dengan dioperasikannya jalur ganda (double track) .

Jadi, kata dia, dimungkinkan akan ada dua KA yang melintas dalam waktu hampir bersamaan di dua jalur tersebut sehingga masyarakat yang akan melewati perlintasan sebidang harus meningkatkan kewaspadaan.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014