... memproduksi buah kopi berkualitas sehingga hargapun terus merangkak dan hampir setiap bulan naik... "
Denpasar (ANTARA News) - Harga kopi jenis arabika hasil perkebunan rakyat di tingkat petani di daerah perdesaan di Kabupaten Bangli, Karangasem dan Badung, Bali pada minggu pertama Agustus 2014 naik Rp16.000 menjadi Rp50.000 perkilogram jika dibandingkan awal Januari yang tercatat Rp34.000/kg.

"Petani memproduksi buah kopi berkualitas sehingga hargapun terus merangkak dan hampir setiap bulan naik sesuai mekanisme pasar," kata Kepala Dinas Perkebunan Bali, I Dewa Made B Duwuran, di Denpasar, Selasa.

Harga kopi arabika maupun robusta di daerah ini selama 2014 memang terus naik, termasuk hasil budidaya lain, di antaranya kakao, vanili, mete dan tembakau yang semuanya sudah memasuki pasar ekspor.

Duwuran menyebutkan, kakao hasil perkebunan rakyat Bali yang mulai memasuki pasar ekspor juga naik dari Rp32.800 pada Januari lalu menjadi Rp38.000/kg dalam minggu I Agustus 2014.

Penambahan nilai jual tersebut cukup berarti bagi masyarakat pekebun di daerah perdesaan.

Vanili hasil petikan petani Bali yang sebagian besar dikapalkan untuk memenuhi permintaan konsumen di Amerika Serikat tersebut harga di tingkat petani cukup stabil dalam sepanjang pertengahan tahun ini yakni Rp20.000/kg (basah).

Sedangkan vanili kering yang sudah siap ekspor masih tetap Rp100.000/kg sepanjang 2014. Bali baru memperdagangkan kopi, kakao dan vanili ke pasar antarbangsa dengan perolehan devisa cukup bagus.

Dewa Made Buana mengakui Kakao produksi petani daerah ini dalam jumlah terbatas--belasan ton per bulan baru mulai memasuki pasar ekspor dengan tujuan utama konsumen Amerika Serikat, Australia, dan Jerman.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali melaporkan, realisasi perdagangan luar negeri berupa kakao baru tercatat sebanyak 67 ton yang dikapalkan ke pasar ekspor dengan harga 586.798 dolar AS selama Januari-Mei 2014.

Perolehan devisa itu ternyata mampu menyalip hasil perdagangan kopi Bali yang selama ini sudah memasuki pasar mancanegara terutama ke Jepang, Prancis, dan negara Eropa lainnya yang hanya 426.580 dolar hasil pengapalan 66 ton.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014