Jakarta (ANTARA News) - Untuk kesekian kalinya memerankan karakter "Nayla" karya Djenar Maesa Ayu dalam sebuah monolog, aktris Sha Ine Febriyanti sebetulnya dilarang menangis pada bagian akhir ceritanya.

"Sebenarnya berat mainin (tokoh) Nayla itu dan harusnya di bagian terakhir saya enggak boleh nangis. Tetapi saya selalu menangis di situ. Kenapa? Karena berat banget," ujar Ine kepada ANTARA News seusai pertunjukan "Monolog Tiga Perempuan" di Jakarta, Sabtu sore.

Ine mengatakan, karena memerankan tokoh Nayla itu sulit, maka setiap kali sesi latihan, dadanya terasa sesak.

Sekalipun demikan, Ine sebisa mungkin membawakannya dengan baik dan mengatasi masalah artikulasi yang kerap ia alami.

"Aku mencoba proyeksi yang sama seperti sehari-hari, cuma awalnya aja mungkin ada tekanan di situ. Memang kayak ngobrol biasa. Memang artikulasi agak belibet, cuma enggak apa-apa, aku nyoba dengan intensitas yang proyeksinya biasa enggak kayak teater," ujar dia.

Inne mengaku hanya mempersiapkan diri selama enam hari, sedangkan untuk latihan penuh dia lakukan dua kali.

"Saya persiapan cuma enam hari dan latihan full cuma dua hari saja. Kebetulan persiapan untuk kali ini bagi saya terlalu cepet. Karena ini naskah yang enggak gampang saya mainin. Kompleks banget," kata Ine.

Menurut Ine, Nayla adalah seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang trauma akibat kekerasan seksual yang pernah dialaminya.

"Nayla itu punya kelainan yang meledak-ledak, itu karena kondisi masa kecilnya yang traumatis," kata dia.







Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014