Nunukan (ANTARA News) - Badan SAR Nasional (Basarnas) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menyatakan, pencarian siswa SMAN Tulin Onsoi yang menjadi korban diterkam buaya belum ditemukan tanda-tanda keberadaannya karena terkendala kondisi arus air sungai yang sangat deras.

"Pencarian korban yang diterkam buaya di Tulin Onsoi terkendala arus air sungai yang sangat deras," ujar Kepala Basarnas Kabupaten Nunukan, Octavianto melalui rilis yang dikirimkan kepada ANTARA di Nunukan, Sabtu.

Ia menegaskan, pencarian pada hari ketiga terhadap korban dilakukan bersama perangkat desa, keluarga dan masyarakat setempat dilakukan pada tiga lokasi yakni Sungai Pembeliangan, Mekarti dan Tulin Onsoi.

Namun, tanda-tanda keberadaan korban bernama Maulana (16) siswa SMAN Tulin Onsoi itu belum ditemukan sehingga pencarian terpaksa dihentikan sekitar pukul 16.45 waktu setempat akibat derasnya arus air sungai setempat.

Octavinato mengungkapkan pada hari ketiga tersebut tim pencarian telah menempuh jarak sekitar 50 kilo meter dari lokasi penemuan organ tubuh korban di Sungai Pembeliangan hingga ke hulu dermaga lama Mekarti menuju hilir Sungai Seruyung.

Kejadian yang menimpa Maulana yang duduk di kelas II SMAN Tulin Onsoi merupakan kedua kalinya di lokasi kejadian dimana korban bersama empat temannya yang lain yang berhasil selamat sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya pada Kamis (27/11) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

"Informasi dari masyarakat setempat, peristiwa yang menimpa korban (Maulana) merupakan kejadian yang kedua kalinya di lokasi yang sama," sebut Octavianto.

Pada Jumat (28/11), masyarakat menemukan organ tubuh korban berupa usus di sekitar Sungai Mekarti Desa Pembeliangan dan langsung diserahkan kepada orang tuanya namun sampai sekarang organ tubuh yang lainnya belum juga ditemukan sehingga pencarian akan dilanjutkan esok hari (Minggu), ujar Kepala Basarnas Kabupaten Nunukan ini.

Pewarta: M Rusman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014