Mojokerto (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf blusukan ke lokasi banjir di Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto sekaligus mengunjungi tempat pengungsian warga saat menjelang tengah malam, Kamis (12/2).

"Kami menerima laporan bahwa di sana banjir sudah lebih dari semeter sehingga harus ada penanganan segera," ujarnya kepada wartawan sesaat sebelum blusukan.

Sekitar pukul 23.00 WIB, orang nomor dua di Jawa Timur tersebut tiba di Dusun Balong, Desa Banyulegi, yang menjadi titik banjir akibat hujan deras serta luapan Kali Lamong yang alirannya melintas di dekat permukiman warga setempat.

Didampingi sekda, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten beserta muspika setempat, wakil gubernur yang akrab disapa Gus Ipul tersebut memantau dan turun langsung melihat puluhan rumah warga yang terendam air.

Bahkan, suami Fatmawati tersebut rela berbasah-basahan lebih dari dua jam blusukan ke sejumlah rumah dan menyempatkan berdialog dengan beberapa warga yang memilih bertahan untuk menjaga dan menyelematkan barang berharga milik keluarga.

"Banjir ini setiap awal tahun dan rutin terjadi. Selain hujan, salah satu faktornya luapan Kali Lamong yang tidak cukup menampung debit air. Langkah pengerukan dan penanggulan segera dilaksanakan," katanya.

Di dusun tersebut, kata dia, 27 rumah tenggelam dan membuat 187 jiwa pendudukanya mengungsi ke rumah tetangga yang posisinya lebih tinggi.

Pada Kamis siang, ketinggian air di desa tersebut mencapai sedada orang dewasa, dan terus surut pada tengah malam hingga sekitar 40 centimeter.

Kepala Dusun Balong, Jari, mengaku pada 2015 ini di daerahnya sudah 12 kali mengalami banjir yang sama dan membuat 67 kepala keluarga mengungsi.

"Tapi, banjir yang terakhir ini paling parah. Kami harap pemerintah segera bertindak agar luapan Kali Lamong tidak membuat banjir permukiman sekitar," tuturnya.

Sedangkan, salah seorang warga lainnya, Tangkis berharap pemerintah mendirikan tanggul di Kali Lamong dan tidak terus-menerus mengirim sembako bagi korban banjir di wilayah tempat tinggalnya.

"Bantuan sembako datang, tapi besok hujan lagi, kemudian sembakonya rusak akibat banjir. Jadi percuma bantuan itu terus-menerus datang. Warga hanya ingin normalisasi Kali Lamong agar tidak banjir lagi," ucapnya.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015