... anjing-anjing ini bisa untuk mencari black box di gunung yang jauh di sana atau bahkan underwater, di bawah air...
Jakarta (ANTARA News) - Badan SAR Nasional, Komite Nasional Keselamatan Transportasi, dan Direktorat Polisi Satwa Baharkam Kepolisian Indonesia bekerja sama dalam pengoperasian anjing pelacak untuk membantu pencarian korban bencana.

Kepala Badan SAR Nasional, PHB Sulistyo, di Jakarta, Jumat, mengatakan, kerja sama tersebut merupakan bentuk sinergi antara ketiga lembaga yang harus terintegrasi.

"Badan SAR Nasional dengan KNKT tidak dapat dipisahkan karena dalam suatu bencana ada pertolongan dan ada juga investigasi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, dalam pencarian korban, seperti di bawah tanah longsor, memerlukan bantuan satwa, yakni anjing pelacak. Kemampuan anjing dari trah tertentu, di antaranya anjing gembala jerman dan dobermann, yang dilatih khusus telah lama diketahui dunia untuk keperluan ini. 

Kemampuan pengendusan bau dari anjing sangat mengagumkan, dia bisa mengenali bau yang sangat samar bahkan yang telah diencerkan hingga ratusan kali yang telah berlalu bahkan sejak berpekan-pekan sebelumnya. Indera pendengaran dan penglihatan anjing juga sangat kuat. 

Belum lagi kemampuan fisik dan kegesitan serta keunggulan anjing yang memiliki intelijensia tinggi ini, yang tidak bisa dilakukan manusia. 

Upaya SAR di banyak negara hampir selalu menyertakan pasukan K-9 (sebutan bagi anjing terlatih ini) untuk mencari dan menyelamatkan korban atau mencari benda-benda tertentu yang ditargetkan. Bahkan anjing-anjing ini juga bisa berenang dan menyelam melaksanakan perintah petugas.

Karena itu, dia mengatakan, Badan SAR Nasional yang dia pimpin bekerja sama dengan Direktorat Polisi Satwa Baharkam Kepolisian Indonesia untuk menggunakan anjing-anjing yang sudah dilatih dalam pencarian korban. 

Direktur Polisi Satwa Baharkam Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Affan Rikhwanto, mengatakan, saat ini polisi memiliki 550 anjing-anjing yang sudah terlatih dan dibagi ke dalam kelompok sesuai spesifikasi keahliannya.

Anjing-anjing itu memiliki spesialisasi keahlian, di antaranya anti huru-hara/kerusuhan dan pengendalian massa, pencari bahan peledak, pencari narkoba, pelacakan umum, pencarian keperluan kejahatan umum, SAR dan korban bencana, dan lain-lain. 

Hingga saat ini Kepolisian Indonesia memiliki anjing spesialis SAR dan bencana sebanyak 32 anjing, yang disebar di provinsi rawan bencana, di antaranya Sumatera Utara, Bengkulu, dan Aceh.

Dia mengatakan, harga satu anjing yang belum terlatih senilai Rp32 juta, namun jika sudah terlatih bisa mencapai Rp140 juta karena didatangkan langsung dari Belanda.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KNKT, Tatang Kurniadi, mengatakan, kerja sama tersebut merupakan bentuk strategis dalam pencarian dokumen-dokumen terkait dengan bencana alam.

"Untuk diketahui, anjing-anjing ini bisa untuk mencari black box di gunung yang jauh di sana atau bahkan underwater, di bawah air," katanya.

Selain itu, dia mengatakan kerja sama itu salah satu syarat untuk memenuhi kualifikasi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional International (ICAO), di mana setiap lembaga yang berkaitan dengan penanggulangan keselamatan transportasi harus menjalin kerja sama strategis.

"Kerja sama ini untuk mewujudkan kelengkapan dokumen untuk ICAO yang mana settiap lembaga yang berkontribusi dalam penyelamatan masyarakat, dalam hal ini transportasi harus memiliki kerja sama strategis," katanya. 

Pewarta: Juwita Rahayu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015