Data ekspor komoditas perikanan Indonesia mencatat dalam skala nasional, rajungan menempati peringkat ketiga dari nilai produk ekspor perikanan di Indonesia."
Kendari (ANTARA News) - Rajungan (portunus pelagicus) di perairan laut Selat Tiworo, Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara (Sultra), merupakan produk terbaik di Indonesia.

"Kandungan protein rajungan di wilayah pesisir Selat Tiworo lebih baik dibandingkan dengan rajungan di daerah lain di Indonesia," kata peneliti Balitbang Provinsi Sultra, La Fariki di Kendari, Senin.

Menurut dia, wilayah pesisir Selat Tiworo memiliki potensi rajungan cukup banyak.

Oleh karena itu, kata dia, pihak Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI), menjadikan Selat Tiworo sebagai lokasi pilot proyek pengelolaan rajungan secara lestari dan berkelanjutan.

"Dengan pengelolaan rajungan secara lestari dan berkelanjutan, maka kepiting yang dibolehkan ditangkap, hanya rajungan yang sudah memiliki ukuran lebar badan minimal sepuluh sentimenter," katanya.

Menurut La Fariki yang juga menjadi peniliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu, kebijakan pengelolaan rajungan secara lestari dan berkelanjutan itu untuk melindungi populasi rajungan dari ancaman kepunahan.

Sebab jika para nelayan dibiarkan menangkap hewan laut tersebut dalam segala ukuran, kata dia, maka bisa menyebabkan populasi rajungan di Selat Tiworo bisa punah.

"Rajungan saat ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang sangat penting bagi masyarakat dan nelayan di Indonesia, sehingga perlu upaya penyelamatan populasi hewan laut itu dari kepunahan," katanya.

Ia mengatakan, pemanfatan komoditas rajungan secara komersial telah berkembang sangat pesat selama 10 tahun terakhir.

"Data ekspor komoditas perikanan Indonesia mencatat dalam skala nasional, rajungan menempati peringkat ketiga dari nilai produk ekspor perikanan di Indonesia," katanya.

Pewarta: Agus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015