Denpasar (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR-RI Gde Sumarjaya Linggih menduga ada impor tembakau yang dicampur cengkeh sehingga berdampak kurang baik bagi perekonomian, karena cengkeh luar negeri dilarang masuk ke wilayah nusantara.

"Jangan karena di-blending dengan tembakau, cengkeh akhirnya boleh masuk ke Indonesia, ini hanya merupakan cara-cara untuk memuluskan impor cengkeh ke Indonesia," katanya," kata Gde Sumarjaya Linggih di Denpasar, Sabtu,

Mantan ketua Kamar Dagang dan Industri Bali itu tidak menjelaskan secara rinci jumlah impor tembakau yang sudah dicampur cengkeh masuk ke Indonesia.

Indonesia selama ini tidak mengizinkan impor cengkeh ke Indonesia, karena komoditas tersebut cukup tersedia dalam memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri.

"Larangan impor cengkeh itu harus tetap dapat dipertahankan dalam melindungi petani cengkeh agar produksi yang dihasilkan harganya tetap stabil," harap Sumarjaya Linggih.

Harga cengkeh ditingkat petani berupa cengkeh kondisi kering kini Rp90.000/kilogram dan cengkeh basah Rp60.000/kg.

Harga tersebut terus merosot dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi tersebut diperparah dengan komsumsi cengkeh dunia dan dalam negeri mengalami penurunan.

Pewarta: IK Sutika
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015