Jianli, China (ANTARA News) - Jumlah korban meninggal dalam kecelakaan kapal pesiar Tiongkok yang terbalik akibat badai di Sungai Yangtze naik tajam menjadi 396 orang pada Sabtu dan kurang dari 50 orang masih hilang.

Operator kapal itu meminta maaf dan menyatakan pihaknya akan bekerja sama dengan para penyelidik.

Hanya 14 orang yang selamat, salah satu di antara mereka ialah kapten kapal, telah ditemukan setelah kapal yang membawa 456 orang terbalik terkena badai pada Senin malam.

Regu penyelamat sedang mencari jasad para penumpang di kabin kapal pada Jumat.

Lantai paling atas dan dasar kapal bertingkat empat itu menjadi fokus pencarian, tetapi perlu waktu untuk merampungkan pencarian karena tingkat kerusakan dari kapal itu, demikian televisi negara.

Jiang Zhao, general manager perusahaan yang mengoperasikan the Eastern Star, menunduk memohon maaf atas kecelakaan itu dalam suatu wawancara dengan media negara yang melaporkan Jumat malam. Dia mengatakan mereka akan sepenuhnya bekerja sama dengan tim investigasi.

Beijing telah berjanji tidak akan menutupi hasil penyelidikan.

Polisi telah menahan kapten itu dan kepala bagian mesin untuk dimintai keterangan sebagai bagian dari penyelidikan. Penyelidikan awal menemukan kapal itu tidak kelebihan muatan dan memiliki cukup pelampung.

Jumlah korban yang meninggal dalam bencana itu tercatat lebih tinggi daripada kecelakaan yang menimpa sebuah ferry di Korea Selatan pada April 2014 yang menewaskan 304 orang, sebagian besar anak-anak sekolah. Kecelakaan tersebut juga merupakan bencana paling buruk dalam sejarah pelayaran Tiongkok dalam tujuh dekade terakhir.

Lebih 1.400 anggota keluarga telah datang ke Jianli, Provinsi Hubei, di bagian tengah Tiongkok, tempat kecelakaan terjadi. Banyak anggota keluarga menyatakan rasa frustrasi mereka atas terbatasnya informasi yang mereka terima dari pemerintah.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015