Riyadh (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghubungi menteri luar negeri Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk memberi mereka penjelasan mengenai kesepakatan nuklir Iran, demikian laporan Saudi Press Agency pada Rabu (15/7).

Sekretaris Jenderal GCC Abdullatif bin Rashid Az-Zayani mengatakan dalam satu pernyataan masing-masing menteri luar negeri GCC telah menerima pemberitahuan dari Kerry.

Menteri luar negeri AS itu memberi mereka penjelasan mengenai perincian kesepakatan yang dicapai pada Selasa (14/7) antara Iran dan enam negara besar di dunia mengenai program nuklir Iran.

Az-Zayani mengatakan GCC menyampaikan penghargaan mereka atas pemberitahuan Kerry dan harapan mereka bahwa kesepakatan tersebut mengarah kepada dihilangkannya keprihatinan mengenai program nuklir Iran guna memelihara keamanan dan kestabilan di wilayah itu, dan menghindari lomba senjata nuklir.

Sementara itu, Kerry mengatakan Amerika Serikat akan melanjutkan koordinasi dan konsultasi dengan negaga GCC agar bisa memberi sumbangan bagi pembangunan kepentingan bersama dan mendorong keamanan dan kestabilan di wilayah tersebut, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi.

Ditambahkannya, kedua pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan di wilayah itu dalam waktu dekat.

Iran dan enam negara besar --termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman-- di Wina, Austria, pada Selasa mencapai kesepakatan untuk membatasi simpanan, jumlah dan kemampuan pengayaan uranium Iran untuk jangka waktu khusus sebagai imbalan bagi diringankannya sanksi yang dijatuhkan atas Republik Islam tersebut berkaitan dengan program nuklirnya.

Banyak pengulas mengatakan kesepakatan yang ditandatangani menunjukkan kembalinya Iran ke masyarakat dunia dan melicinkan jalan bagi normalisasi hubungannya dengan sebagian besar negara di dunia.

Negara GCC masih curiga terhadap Iran dan ambisi regionalnya dan tidak tertarik pada kesepakatan.

Sementara itu pada Rabu, Presiden AS Barack Obama mengatakan kesepakatan nuklir Iran adalah cara terbaik untuk menghindari perlombaan senjata nuklir dan perang lebih lanjut di Timur Tengah, dan mendesak Kongres agar menyetujui kesepakatan tersebut.

"Tanpa kesepakatan takkan ada batas bagi program nuklir Iran dan Iran dapat bergerak mendekati bom nuklir," kata Obama selama taklimat yang diadakan di Gedung Putih. "Tanpa kesepakatan, kita bahkan menghadapi resiko lebih banyak perang di Timur Tengah."

Saat menegaskan bahwa negara lain di dunia akan merasa terpaksa untuk mengejar program senjata nuklir mereka sendiri, Obama mempertahankan kesepakatan itu dan menyebutnya "cara terbaik kita untuk menjamin bahwa Iran tidak memperoleh senjata nuklir".

Obama pada Selasa mengumumkan kesepakatan jangka-panjang dan menyeluruh nuklir Iran telah dicapai antara Iran dan enam negara besar di dunia, dan menyatakan itu akan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir dan membuat AS serta dunia jadi "lebih aman dan lebih terjamin".

Kesepakatan tersebut dipandang sebagai kemenangan politik buat Obama.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015