Ternate (ANTARA News - Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Ternate, Maluku Utara, mengupayakan anak-anak pengungsi erupsi Gunung Gamalama tetap sekolah walaupun mereka masih berada di pengungsian.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Diknas Kota Ternate mengenai anak-anak pengungsi erupsi Gamalama tersebut dan sudah ada sejumlah solusi yang disiapkan agar mereka tetap bisa sekolah meski masih berada di pengungsian," kata Kepala BPBD Kota Ternate Hasim Yusup di Ternate, Jumat.

Ada ratusan anak pengungsi erupsi Gamalama di tiga lokasi pengungsian, yakni markas Lanal Ternate, aula SMK 2 Ternate, dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Ternate tidak bisa sekolah karena sekolah mereka jauh dari pengungsian. Selain itu, juga masih menjadi sasaran abu vulkanis erupsi Gamalama.

Salah satu solusi yang akan diupayakan agar anak-anak pengungsi erupsi Gamalama tersebut tetap bisa sekolah, kata Hasim Yusup, menitipkan mereka untuk belajar sementara di sejumlah sekolah yang dekat dengan pengungsian, misalnya di SD Dufa-Dufa yang letaknya dekat dengan lokasi pengungsian SMK 2 Ternate dan markas Lanal Ternate.

Untuk anak pengungsi erupsi Gamalama yang bersekolah di SMP, lanjut dia, akan dititip belajar sementara di SMP 2 Ternate yang letaknya juga berdekatan dengan pengungsian. Namun, kalau ternyata di sekolah itu tidak memungkin, misalnya karena daya tampung kelas terbatas, akan diupayakan semacam sekolah sementara di lokasi pengungsian.

Akan tetapi, Hasim Yusup berharap kondisi Gunung Gamalama berangsur normal sehingga para pengungsi erupsi Gamalama yang jumlahnya lebih dari 1.500 jiwa, sudah termasuk anak-anak bisa secepatnya dikembalikan ke rumah mereka di Keluarahan Loto dan Togafo, Kecamatan Pulau Ternate yang menjadi sasaran abu vulkanis Gunung Gamalam sejak gunung itu erupsi pada tanggal 16 Juli 2015

Kondisi para pengungsi erupsi Gunung Gamalama di tiga lokasi pengungsian tersebut, menurut dia, secara umum dalam keadaan baik, hanya beberapa pengungsi menderita sejumlah penyakit, di antaranya gangguan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Namun, Dinas Kesehatan setempat telah menanganinya dengan baik.

Menyinggung adanya keluhan para pengungsi di SMK 2 Ternate mengenai terbatasnya selimut dan tikar di lokasi pengungsian itu, Hasim Yusup mengatakan bahwa pihaknya telah menyalurkan tambahakan selimut dan tikar sesuai dengan kebutuhan pengungsi.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015