Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah kalangan mendesak agar format organisasi persatuan alumni GMNI berbentuk presidium karena lebih merealisasikan konsep gotong-royong dalam organisasi.

Dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, mantan Pengurus Presidium GMNI periode 1989 Endro S Yahman mengatakan ,"Format presidium lebih tepat untuk menerjemahkan konsep gotong royong dan musyawarah dalam organisasi."

Hal ini disampaikannya terkait dengan penyelenggaraan kongres III Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) pada tanggal 7-9 Agustus 2015 di Jakarta

Hal senada diungkapkan mantan Pengurus Presidium GMNI Ahmad Suhawi. Ia mengatakan konsep presidium menjadi penting untuk mewadahi seluruh alumni GMNI yang berasal dari berbagai latar belakang profesi sekaligus partai politik yang berbeda-beda.

"Sudah saatnya Persatuan Alumni GMNI menjadi rumah bersama bagi alumninya yang saat ini tersebar ke berbagai posisi," kata Ahmad Suhawi yang merupakan kader Partai Golkar tersebut.

Begitu pula dinyatakan mantan ketua Presidium GMNI Wakil yang kini menjabat Wakil Sekjend Partai Amanat Nasional (PAN) Wahyuni Refi.

Ia mengatakan, selama ini konsep DPP yang diterapkan PA GMNI terkesan tidak mewadahi seluruh alumni GMNI dan tidak mencerminkan konsep gotong royong yang telah diajarkan oleh Bung Karno.

"Kalau DPP itu kurang tepat bila mengusung konsep gotong royong karena sifatnya instruktif," katanya.

Sejauh ini, terdapat beberapa nama yang diusulkan sebagai presidium PA GMNI diantaranya, Ahmad Basarah (Wasekjend PDI Perjuangan), Sinyo H Sarundajang (Gubernur Sulut), Frans Leburaya (Gubernur NTT), Awang Farouk (Gubernur Kaltim), Kristia Kartika (profesional) Arif Hidayat ( Ketua MK), Eva Kusuma Sundari (Politisi PDI-P), Riyad Oscha Khalid (Profesional), Dajrot Syaiful Hidayat ( Wagub DKI Jakarta), Ugik Kurniadi dan Dedy Rachmadi (mantan Ketua Presidium GMNI).

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015