Pekanbaru (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berencana untuk memundurkan jadwal ujian semester sekolah hingga akhir bulan Oktober 2015 akibat aktivitas sekolah kembali diliburkan karena kabut asap dalam level berbahaya.

"Kemungkinan ujian semester yang awalnya pada awal bulan Oktober, akan dimundurkan pada minggu ketiga bulan Oktober," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Prof. Zulfadil kepada wartawan di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan pemunduran jadwal ini karena seluruh aktivitas sekolah di Pekanbaru kembali diliburkan selama dua hari ke depan pada tanggal 28-29 September.

Sejak akhir pekan lalu, kabut asap makin pekat dan kondisi udara dalam pencemaran di tingkat berbahaya.

"Kondisi udara pada hari Minggu tanggal 27 September dalam kategori berbahaya, dan mengacu pada standar prosedur operasi dinas kesehatan, maka dinas pendidikan memutuskan siswa semua tingkatan dinyatakan libur sampai pemberitahuan selanjutnya. Apabila kondisi tidak membaik, kemungkinan libur akan diperpanjang," katanya.

Zulfadil mengakui bahwa banyaknya hari libur sekolah, yang totalnya sudah hampir 30 hari, dikhawatirkan akan berdampak pada kurang maksimalnya persiapan siswa menghadapi ujian semester.

Ia meminta kepada seluruh guru dan kepala sekolah agar terus memberikan tugas kepada siswa meski sekolah diliburkan.

"Setiap siswa tetap diberikan tugas dan saya rasa itu sudah diberikan oleh seluruh guru," katanya.

Berdasarkan data Satgas Darurat Asap Riau, dalam dua hari terakhir kondisi asap makin pekat dan mengakibatkan pencemaran udara dalam level berbahaya.

Kandungan PM10 (particular matter 10) yang berada dalam asap mencapai berkisar pada angka 427 hingga 500 yang artinya jauh dari kondisi yang bisa ditolerir bagi kesehatan manusia, yakni di angka 100.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan hasil pentauan Satelit Terra dan Aqua pada 28 September pukul 05.00 WIB menunjukan ada 289 titik panas (hotspot) di Riau.

Jumlah "hotspot" paling banyak berada di Provinsi Sumatera Selatan ada sebanyak 239 titik, diikuti Bangka Belitung 29 titik dan Lampung 17 titik.

"Di Riau sendiri nihil, artinya tidak ada titik panas yang terpantau oleh satelit," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015