Pekanbaru (ANTARA News) - Bripka S, oknum anggota Kepolisian Resort Rokan Hulu, Provinsi Riau yang menembak istrinya hingga tewas dikenal berperilaku buruk.

"Dia itu hobinya mabuk-mabukan. Istrinya (Risma) sering menasehati dia agar jangan mabuk tapi kerap diindahkan. Saya menduga saat kejadian dia sedang mabuk," kata kakak ipar Risma Nainggolan, D Sianturi dihubungi dari Pekanbaru, Selasa.

Sebelumnya pada Senin lalu (19/10), Bripka S menembak mati istrinya Risma Nainggolan setelah keduanya terlibat pertengkaran.

Menurut D Sianturi, kedua suami istri itu sering terlibat dalam pertengkaran dalam beberapa tahun terakhir.

Namun ia tidak mencampuri urusan rumah tangga keduanya meski pihak keluarga beberapa kali berusaha mendamaikannya.

Dengan adanya kejadian itu, pihak keluarga meminta kepada petugas untuk segera menangkap pelaku.

Sementara itu, setelah penembakan itu, Bripka S sempat mengembalikan senjata api yang digunakan untuk menghabis nyawa istrinya ke Polsek Kepenuhan, Kabupaten Kampar.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kepenuhan Ipda Safarudin yang menjelaskan bahwa Bripka S menitipkan senjata api melalui rekannya Brigadir Riki.

"Setelah menembak istrinya, dia menelepon temannya Brigadir Riki untuk menitipkan senjata api yang digunakan menembak Risma itu," jelasnya.

Namun, pada saat menerima senjata api dari Bripka S, rekannya Brigadir Riki tidak mengetahui bahwa pistol itu usai digunakan untuk membunuh istrinya.

Saat ini Kepolisian Resor Rokan Hulu terus Bripka S yang tega menembak mati istrinya.

"Kita masih terus berusaha melacak keberadaan pelaku. Terakhir dia dilaporkan melakukan pengamanan di Bank Mandiri namun kita tidak menemukannya," kata Kepala Polres Rokan Hulu AKBP Agung Pitoyo.

AKBP Agung menjelaskan saat kejadian, Bripka SM diketahui melakukan pengamanan di Bank Mandiri dan dilengkapi dengan senjata api laras pendek jenis revolver.

(KR-FZR/S027)

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015