Targetnya kalau dalam `roadmap` tadi 2019, kita minta kalau bisa dipercepat mungkin 2017 atau 2018. Tapi itu memang pekerjaan yang besar,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengharapkan pembuatan satu peta besar (one map policy) untuk pemetaan wilayah Indonesia yang lebih memadai, bisa selesai paling cepat pada 2018.

"Targetnya kalau dalam roadmap tadi 2019, kita minta kalau bisa dipercepat mungkin 2017 atau 2018. Tapi itu memang pekerjaan yang besar," kata Sofyan seusai mengikuti rapat kelanjutan rencana "One Map Policy" di Jakarta, Selasa.

Sofyan mengatakan pembuatan peta pada tingkat ketelitian skala 1:50.000 dibutuhkan pemerintah, karena saat ini masing-masing kementerian lembaga mempunyai peta sendiri yang saling tumpang tindih dan tidak terkoordinasi satu sama lain.

Ketiadaan peta yang memadai, lanjut dia, membuat pemerintah kesulitan dalam mengambil keputusan terkait hal-hal strategis seperti penerbitan izin dalam sektor pertambangan, perkebunan maupun kawasan hutan.

"Kalau ada peta ini, maka konflik bisa diselesaikan. Misalkan ada rebutan tanah antara tambang dengan kebun atau dengan hutan, nanti akan dilihat siapa yang lebih dahulu mendapatkan izin. Ini sangat penting bagi agraria dalam penataan lahan dan bagi pemda untuk penataan ruang," kata Sofyan.

Selain itu, kata Sofyan, peta besar yang lebih mendetail ini juga bisa memberikan kepastian hukum bagi pengusaha yang ingin berinvestasi dan memudahkan proses pembangunan infrastruktur dalam hal pengukuran lahan.

"Kalau kita ingin memberikan proteksi lahan gambut dan izin tambang, dengan peta skala satu banding 50.000, itu bisa dimudahkan karena relatif sudah detail. Peta ini akan memudahkan melihat Indonesia dari dimensi apapun," tambahnya.

Saat ini, di tingkat kementerian lembaga baru memiliki peta dengan skala 1:250.000 yang bisa menyebabkan masalah dalam hal detail, padahal detail tersebut sangat penting bagi pemerintah dalam mengambil keputusan.

"Kalau yang satu banding 250.000 semua ada, tapi belum bisa menjadi untuk bahan pengambilan kebijakan. Kalau satu banding 50.000 semua bisa lebih jelas. Di skala itu, sungai yang berkelok-kelok bisa terlihat jelas," kata Sofyan.

Meskipun keseluruhan peta besar dengan skala 1:50.000 tersebut baru selesai pada 2018, namun peta dasar dari rencana peta besar itu diharapkan bisa selesai paling lambat menjelang akhir tahun 2015.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015