Baku (ANTARA News) - Bentrokan mematikan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia di Wilayah Nagorno-Karabakh pada Senin (4/4) memasuki hari ketiga tanpa tanda mereda.

Sementara itu masyarakat internasional menyerukan dihentikannya pertempuran karena wilayah sengketa tersebut.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengatakan dalam satu pernyataan yang disiarkan pada Senin bahwa militernya mungkin melancarkan serangan terhadap Khankendi, Ibu Kota Wilayah Nagorno-Karabakh --yang menjadi sengketa.

"Kementerian Pertahanan Azerbaijan telah menugaskan semua angkatan bersenjata, termasuk pasukan roket dan artileri, agar siap melancarkan serangan yang menghancurkan dengan menggunakan segala macam senjata tempur berat terhadap Kota Khankendi dan permukiman lain yang diduduki, jika tentara Armenia tidak berhenti mengebom permukiman warga Azerbaijan dalam waktu dekat," kata pernyataan itu.

Permusuhan antara Armenia dan Azerbaijan di Jalur Kontak Wilayah Nagorno-Karabakh berkobar semalaman sampai Minggu malam. Kedua negara tersebut saling menyalahkan mengenai pihak yang memicu peningkatan ketegangan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Azerbaijan Hikmat Hajiyev sebelumnya mengatakan kepada media bahwa Azerbaijan siap untuk gencatan senjata, demikian laporan Xinhua. Tapi ia mengajukan syarat bahwa Angkatan Bersenjata Armenia harus mundur dari semua wilayah Azerbaijan yang diduduki, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Armenia Serzh Sargsyan mengatakan Armenia siap berkompromi untuk penyelesaian konflik Nagorno-Karabakh.

Sebelumnya, media Azerbaijan melaporkan Angkatan Bersenjata Armenia pada Senin mengebom dan menghancurkan tempat ibadah di Agdam, dan menewaskan seorang warga sipil lanjut usia.

Azerbaijan menyatakan telah menetralkan 170 prajurit Armenia dan menghancurkan 12 kendaraan lapis baja Armenia dalam serangan balasan pada Senin. Sementara itu, tiga tentara Azerbaijan dilaporkan tewas dalam pertempuran.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan 12 prajurit Azerbaijan telah tewas sedangkan pihak Armenia mengkonfirmasi 18 tentaranya tewas dalam konflik tersebut.

Armenia dan Azerbaijan telah terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh. Konflik tersebut pertama kali meletus pada 1988, ketika wilayah itu memproklamasikan kemerdekaan dari Azerbaijan untuk bergabung dengan Armenia.

Pembicaraan perdamaian telah diselenggarakan sejak 1994, ketika gencatan senjata dicapai. Tapi kadang-kala terjadi bentrokan kecil di sepanjang perbatasan dan di seluruh garis depan yang mudah bergolak di daerah Karabakh. Bentrokan itu berubah mematikan pada Maret.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016