Keputusan mengenai Persebaya baru dapat disahkan satu bulan lagi"
Jakarta (ANTARA News) - Para suporter klub sepak bola Persebaya 1927 Surabaya mengaku puas atas hasil aksi #GerudukJakarta yang berakhir dengan pertemuan bersama Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrowi di Jakarta, Selasa malam.

Selain mendapat sambutan hangat dari Nahrowi, para bonek juga mendapat kepastian dari salah satu komite eksekutif PSSI, Tonny Apriliani yang menyerahkan surat pernyataan bahwa Persebaya akan turut serta dalam kompetisi PSSI.

"Perjuangan para bonek ga sia-sia, akhirnya Persebaya bangkit lagi," kata Madara Setiawan dalam akunnya di Facebook sambil menunjukkan foto surat bermaterai yang ditandatangani oleh Tonny.

Ucapan puas juga muncul dari pemilik akun Twitter @mahendraputu24 yang mengaku "salut ambek perjuangan #Bonek1927" di Jakarta.

Dalam pertemuannya dengan ribuan bonek di Stadion Tugu Jakarta, Imam Nahrowi mengatakan bahwa PSSI harus "menghargai aksi positif dan perjuangan bonek sebagai dinamika persepakbolaan."

"Persebaya harus kembali ke lapangan hijau," kata Imam Nahrowi yang juga merupakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa dari Jawa Timur.

Imam bahkan memuji aksi bonek sebagai perjuangan agar sepak bola Indonesia bergulir kembali ke arah yang benar.

Sementara itu Toni, yang juga menemui para bonek pada siang hari, berjanji akan mengembalikan Persebaya menjadi anggota PSSI.

Meski demikian, Toni mengingatkan bahwa proses pengambilan keputusan tersebut tidak dapat dilakukan dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang akan digelar pada Rabu ini di Jakarta Utara.

"Keputusan mengenai Persebaya baru dapat disahkan satu bulan lagi," kata dia.

Kisruh Persebaya berawal sejak 2010 saat kepengurusan klub tersebut terpecah menjadi dua kubu, Persebaya United dan Persebaya 1927. Hanya yang pertama yang diakui oleh PSSI dan berhak mengikuti kompetisi.

Enam tahun kemudian, suporter Persebaya 1927 mendatangi Jakarta untuk memperjuangkan pengakuan resmi dari PSSI dan membuahkan hasil surat pernyataan dari Toni.

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016