Kami tidak mau bertindak setelah ada kejadian. Jadi, kita ambil langkah-langkah preventif."
Jambi (ANTARA News) - Provinsi Jambi berstatus siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai upaya meminimalisir kebakaran yang menyebabkan bencana kabut asap, kata Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, Rabu.

Status siaga darurat itu, menurut Zumi Zola di Jambi, sudah ditandatangani surat keputusannya, dan dirinya sudah menyurati pemerintah pusat tentang penetapan status itu.

Zola menegaskan pemerintahannya tidak mau terjadi kecolongan bencana kabut asap dan karhutla, seperti tahun sebelumnya yang melumpuhkan perekonomian Jambi.

"Kami tidak mau bertindak setelah ada kejadian. Jadi, kita ambil langkah-langkah preventif," katanya.

Untuk menunjang penetapan status siaga darurat itu, satuan tugas (satgas) telah mendirikan pos komando (posko) pusat bencana karhutla, yakni di area Bandara Sulthan Thaha yang lama, dan posko di setiap kecamatan di Provinsi Jambi.

"Jambi telah memiliki Satgas Karhutla yang dipimpin langsung oleh Danrem 042/Garuda Putih yang setiap hari memantau langsung di lapangan. Jadi kalau misalkan dari satelit terpantau ada titik hot spot. Mereka langsung mengecek ke lapangan, apa benar ada titik api atau tidak. Kalau ada api, ya langsung dipadamkan," katanya.

Zola tetap mengharapkan adanya kerja sama dan kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena cara itu dampaknya merugikan masyarakat banyak.

"Saat ini sudah ada 20 kasus yang membuka lahan dengan cara membakar. Jadi saya mohon dukungannya dari masyarakat karena kemampuan kita juga terbatas," ujarnya menambahkan.

Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi Jambi Arif Munandar mengatakan bahwa penetapan status siaga darurat karhutla memudahkan Pemprov Jambi menangani kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan kabut asap.

"Dengan penetapan ini anggaran dari pemerintah pusat bisa kita gunakan baik untuk pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan. Daerah juga dibantu peralatan untuk pemadaman seperti helikopter water bombing," katanya.

Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016