Harapannya, kebahagiaan pada hari ini bisa dirasakan oleh semua pihak dan bisa diabadikan di hati semua warga Yogyakarta
Yogyakarta (ANTARA News) - Tujuh pasangan dari beragam latar belakang menikah bersama di Stasiun Tugu Yogyakarta dalam kegiatan yang diprakarsai oleh Forum Taaruf Indonesia.

"Sejak pendaftaran dibuka, peminatnya cukup banyak. Namun, pasangan yang mampu melengkapi persyaratan dan sesuai dengan kemampuan panitia hanya tujuh pasangan ini," kata Ketua Forum Taaruf Indonesia (Fortais) Ryan Budi Nuryanto di Yogyakarta, Selasa.

Ketujuh pasangan yang mengikuti kegiatan "Nikah Bareng ning Stasiun Tugu" tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun untuk menikah karena panitia sudah menyiapkan seluruh kebutuhan seperti mahar, cincin kawin, kirab pengantin, pesta rakyat angkringan, busana dan tata rias, bulan madu di hotel, dokumentasi, serta bingkisan.

Enam dari tujuh pasangan melangsungkan ijab kabul di depan pintu masuk sisi timur Stasiun Tugu, sedangkan satu pasangan lain menikah di dalam kereta Prambanan Ekspres yaitu Crysna Marsono (23) dan Kania Restu Fauzi (20) yang juga menjadi pasangan termuda dalam acara tersebut.

Meskipun cuaca cukup panas dan terik, hal tersebut tidak mengurangi hikmatnya dan melunturkan semangat pasangan pengantin untuk melangsungkan ijab kabul.

Namun demikian, tidak semua pasangan lancar mengucapkan ijab kabul bahkan ada beberapa pasangan yang harus mengulangi ucapan ijab kabul sebanyak dua hingga tiga kali hingga dinyatakan sah.

Sementara itu, salah satu pasangan yang menikah yaitu Slamet Purwanto (42) dan Budi Murwanti (46) mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut karena tidak perlu mengeluarkan modal untuk menyelenggarakan acara pernikahan.

"Modalnya bisa digunakan untuk kepentingan lain," kata Budi yang mengaku bertemu dengan Slamet melalui acara mencari jodoh "Golek Garwo" yang digagas Fortais.

Ia bertemu dengan calon suaminya sebanyak dua kali dan langsung memutuskan untuk menikah. "Harapannya, kami bisa membina keluarga yang sakinah mawadah warahmah," katanya.

Seluruh pasangan tersebut tercatat menikah di KUA Gedongtengen Yogyakarta.

Sementara itu, Executive Vice President PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Hendy Helmi mengatakan, kegiatan menikah bersama tersebut merupakan suatu upaya untuk semakin meneguhkan Yogyakarta sebagai kota budaya.

"Harapannya, kebahagiaan pada hari ini bisa dirasakan oleh semua pihak dan bisa diabadikan di hati semua warga Yogyakarta," kata Hendy.

Ia menyebut, kegiatan menikah bersama di Stasiun Tugu baru pertama kali dilakukan dan tidak menutup kemungkinan untuk menyelenggarakan kegiatan serupa di beberapa stasiun lain.

"Misalnya saja di Jenar yang tidak seramai Tugu. Bisa saja, suasana sakral pernikahan akan lebih terasa," katanya.

Ia pun berharap, stasiun di masa yang akan datang tidak hanya berfungsi sebagai media perjalanan saja tetapi juga menjadi pusat berbagai aktivitas warga.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016