Makassar (ANTARA News) - Sebanyak 72 orang polisi santri ikut pesantren kilat yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Masyarakat (Ditbinmas) Polda Sulawesi Selatan di Mesjid Syuhada 45 Makassar.

"Kita memang punya polisi santri dan untuk meningkatkan kemampuan agamanya itu, maka dilaksanakan pesantren kilat di mesjid Syuhada," ujar Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan, pesantren kilat yang diadakan oleh Ditbinmas Polda Sulsel itu juga mendatangkan dosen agama Islam dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Pesantren kilat ini sendiri rencananya akan dilaksanakan selama empat hari mulai Kamis, 9-12 Februrai 2017. Adapun 72 polisi santri itu semuanya berasal dari 24 Polres jajaran Polda Sulsel.

"Kegiatannya empat hari, mulai hari ini sampai hari Minggu pelaksanannya. Semua polisi yang ikut ini adalah utusan dari semua polres jajaran Polda Sulsel," katanya.

Adapun tema yang diusung kali ini adalah "Pesantren Kilat Ditbinmas Polda Sulsel dalam Rangka Pembinaan dan Penyuluhan Polisi Santri Jajaran Polda Sulsel Tahun 2017."

Sementara itu, Wakil Direktur Bimbingan Masyarakat Polda Sulsel, AKBP Idil Tabransyah yang membuka acara ini mengungkapkan bahwa tujuan dari pelaksanaan pesantren kilat ini adalah untuk meningkatkan kualitas rohani anggota Polri dalam menghadapi tugas kedepan.

"Seandainya kita (polisi) ini sapu maka yang kita bersihkan lebih dulu yang berada di dalam lalu membersihkan yang di luarnya. Begitulah cara kita bekerja," katanya.

Ia menyebutkan, kriteria untuk menjadikan seorang polisi santri, Ditbinmas Polda Sulsel memilih sosok anggota polisi yang pandai mengaji dan paham mengenai ilmu agama.

"Polisi santri ini kan nanti akan melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya edukasi dan melalui pendekatan rohani juga akan disampaikan penyuluhan-penyuluhan hukum juga," jelasnya.

Idil mengaku, polisi santri ini nantinya akan berbaur dengan masyarakat dan bisa mengisi ceramah dan taudziah, menjadi muadzin hingga menjadi imam salat di masjid.

Tapi sebelumnya, lanjut dia, polisi-polisi santri ini dilepas berbaur ke tengah-tengah masyarakat, terlebih dahulu polisi ini akan dibekali ilmu agama lebih dalam lagi dalam pesantren kilat yang dilaksanakan selama empat hari ke depan.

Dengan adanya polisi santri tersebut, Idil Tabransyah mengharapkan agar citra bahwa polisi selalu berada di tempat yang riskan terjadi tindak seperti tempat hiburan akan segera hilang.

"Justru sebaliknya, polisi-polisi santri dapat tampil memberi pembinaan rohani kepada masyarakat, termasuk menyampaikan ceramah di mesjid-mesjid dalam wilayahnya," ucapnya.

(KR-MH/N004)

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017