Samarinda (ANTARA News) - Polda Kalimantan Timur memperketat pengamanan wilayah perbatasan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang melarikan diri dari Marawi, Filipina Selatan.

"Berdasarkan pemantauan intelijen, ada kemungkinan kelompok ISIS yang terdesak di Marawi, melarikan diri ke wilayah Indonesia sehingga kami harus menambah personel di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut," kata Kapolda Kaltim Inspektur Jenderal Polisi Safaruddin, pada apel pergeseran pasukan di Polresta Samarinda, Kamis.

Personel yang dikerahkan ke wilayah perbatasan, yakni ke wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, serta wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

"Ada tiga SSK personel yang terdiri dari personel Brimob, Sabhara, Reskrim, Intel serta Polair yang kami kerahkan ke tiga wilayah yang berbatasan langsung dengan negara lain," tutur Safaruddin.

Personel yang dikerahkan itu itu lanjut ia, yakni satu SSK akan ditempatkan di Kabupaten Nunukan, satu SSK di Kota Tarakan serta satu SSK di Kepulauan Maratua Kabupaten Berau.

"Personel yang dikerahkan sifatnya hanya berpatroli untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya kelompok ISIS ke wilayah Indonesia, begitupun sebaliknya jika ada warga Indonesia yang akan ke sana (Filipina)," jelas Safaruddin.

Selain mengantisipasi masuknya kelompok ISIS, pengerahan personel ke tiga wilayah itu lanjut Kapolda, juga untuk mengantisipasi masuknya narkoba dan barang-barang selundupan lainnya ke wilayah Indonesia.

"Jadi, bukan hanya mengantisipasi kemungkinan masuknya kelompok ISIS dan keluarnya warga negara Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kemungkinan masuknya narkoba dan barang selundupan melalui kawasan perbatasan," tuturnya.

"Terkait waktu penempatan personel disana, tergantung situasinya. Jika dianggap sudah aman, makan seluruh personel tentu akan ditarik kembali," terang Safaruddin.

Sementara, terkait 14 warga Filipina yang terdampar di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Safaruddin menegaskan mereka tidak ada kaitannya dengan konflik di Marawi.

"Dari hasil interogasi, ke-14 warga Filipina yang terdampar di Pulau Bunyu itu tidak terkait konflik di Marawi," tutur Safaruddin.

Apel pergeseran pasukan ke wilayah perbatasan di Kaltim dan Kalimantan Utara itu, juga dihadiri Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Ketua Pengadilan Tinggi Kaltim, Komandan Korem 091/Aji Surya Natakusuma Samarinda, para pejabat Utama Polda Kaltim serta para kepala kesatuan wilayah.

(T.A053/N002)

Pewarta: Amirullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017