... reformasi politik membantu Indonesia dan negara-negara Nordik mempererat hubungan diplomatik, sebagaimana diperlihatkan oleh, salah satunya, jumlah kunjungan tingkat tinggi antarpihak yang semakin meningkat...
Jakarta (ANTARA News) - Empat negara kawasan Nordik, yaitu Denmark, Finlandia, Swedia, dan Norwegia memperkenalkan model pembangunan berkelanjutan pada perayaan Hari Nasional keempat negara itu, di Jakarta, Rabu.

Negara-negara Nordik, menurut Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Paivi Hiltunen-Toivio, telah mengadopsi model ekonomi sirkular, suatu sistem yang mengedepankan prinsip berkelanjutan dalam penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam.

"Salah satu sistem pembangunan yang dipakai bersama negara-negara Nordik adalah model ekonomi sirkular. Sistem itu memungkinkan dialog dan kerja sama antarpemangku kepentingan, mulai dari pengusaha, politisi, ilmuwan, dan masyarakat," kata Hiltunen-Toivio, di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, solusi inovatif saat ini cukup dibutuhkan demi membantu meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya alam, khususnya dalam aktivitas ekonomi suatu bangsa.

Dalam kesempatan sama, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Rasmus Abildgaard Kristensen, mengatakan, prinsip keberlanjutan memegang peranan penting untuk tidak hanya meningkatkan kesejahteraan, tetapi juga menjamin ketahanan energi dan perlindungan terhadap lingkungan.

Sementara itu, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Vegard Kaale, menegaskan, prinsip keberlanjutan merupakan cara utama memperbaiki kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera pada masa depan kelak.

"Di tengah dinamisnya perekonomian dunia, negara-negara Nordik telah membuka jalan ke arah masa depan, dengan menyatukan pembangunan ekonomi, prinsip keberlanjutan, dengan kemajuan di bidang teknologi," kata Kaale. 

Norwegia telah cukup lama mempraktikkan perekonomian terbuka, sehingga saat ini sektor industri pun dapat terus kompetitif.

Dalam kata sambutannya, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismar-Skoog, menjelaskan, model ekonomi berkelanjutan memungkinkan pemerintah menyediakan jaminan sosial bagi masyarakat.

"Model kesejahteraan yang negara kami praktikkan saat ini memungkinkan warga Swedia mengambil risiko dalam proses mereka berinovasi dan berbisnis. Pasalnya, mereka tahu, jika suatu saat gagal, pemerintah masih menyediakan jaminan sosial yang dapat diandalkan," kata Brismark-Skoog.

Setelah para duta besar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, turut memberi sambutan sebagai wakil pemerintah Indonesia. 

"Adanya reformasi politik membantu Indonesia dan negara-negara Nordik mempererat hubungan diplomatik, sebagaimana diperlihatkan oleh, salah satunya, jumlah kunjungan tingkat tinggi antarpihak yang semakin meningkat," kata dia. 

"Belum lama ini, pada Mei, pemerintah Indonesia menerima kunjungan Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia, dan kami turut menanti kedatangan dari Perdana Menteri Denmark (Lars Lakke Rasmussen) yang kemungkinan berlangsung pada tahun ini," kata Nurbaya.

Dalam kesempatan itu, Nurbaya menyampaikan keyakinannya bahwa masih banyak ruang kerja sama yang dapat dioptimalkan Indonesia dan negara-negara Nordik.

"Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan hubungan orang ke orang, sehingga ikatan kedua pihak dapat semakin erat," tambahnya.

Selain Menteri Lingkungan, perayaan hari nasional negara Nordik itu turut dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, dan anggota Dewan Perwakilan Daerah, GKR Hemas.

Selama tiga tahun berturut-turut, Kedutaan Besar Swedia, Finlandia, Denmark, dan Norwegia rutin mengadakan perayaan hari nasional bersama tiap tahunnya.

Meski jumlah penduduk negara-negara di kawasan Eropa Utara itu relatif sedikit, yaitu sekitar 27 juta jiwa, PDB gabungan dari Swedia, Denmark, Norwegia, dan Finlandia, menempati urutan ke-12 terbesar di dunia. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017