Semarang (ANTARA News) - Produksi susu perah di Jawa Tengah sampai saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi ini, karena itu Pemprov Jateng harus mendorong peningkatkan produksi susu. Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng, Muhammad Haris di Semarang, Jumat mengatakan, saat ini produksi susu perah hanya 200 ton per hari, padahal kebutuhannya mencapai 350 ton sehingga masih ada kekurangan 150 ton/hari. "Kekurangan ini menjadi peluang bagi peternak di Jateng. Bila tidak dipenuhi perternak lokal, kekurangan ini akan diisi susu dari luar daerah," katanya. Secara nasional, kebutuhan susu juga masih mengandalkan dari impor terutama dari Australia dan Selandia Baru, sebab produksi ternak lokal baru mampu memasok 26 persen, sedangkan 74 persen sisanya diimpor. Karena celah pasar masih terbuka, katanya, maka pemerintah harus serius mendorong sektor peternakan terutama susu perah, sebab bila dikembangkan dengan benar akan menjadi sumber pendapatan masyarakat. Ia menyebutkan, di daerah sentra susu, seperti di Kabupaten Boyolali, Kabupaten Semarang, Rembang, dan Banyumas, harga susu di pasaran antara Rp2.500,00/kg-Rp3.750,00/kg, namun yang menjadi persoalan, saat ini skala produksi susu peternak hanya sedikit, sebab rata-rata peternak hanya mengusahakan 1-2 ekor sapi perah. "Jumlah tersebut terlalu sedikit, idealnya peternak memiliki tujuh sapi perah," kata Haris. Haris menawarkan solusi untuk mengembangkan peternak susu perah dengan cara pemprov segera memberikan pinjaman lunak kepada koperasi untuk pengadaan bibit sapi perah. Selain itu, katanya, pemprov perlu segera membangun sentra-sentra sapi perah di Jateng, yang diharapkan bisa dijadikan stimulan bagi peternak untuk meningkatkan produksinya. Ketua Asosiasi Peternak Perah Jateng, Agus Warsito secara terpisah mengatakan, selain karena sedikitnya pemilikan sapi, produktivitas susu perah juga kurang maksimal. Rendahnya produktivitas itu disebabkan peternak belum menguasai teknik beternak yang produktif, misalnya dengan menjaga mutu makanan maupun pengelolaannya. Akibatnya, kata Agus Warsito, produksi susu perah hanya sekitar 10 liter perhari, padahal bila dikelola dengan benar, setiap sapi bisa menghasilkan 20-25 liter.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007