Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membekali ibu-ibu Fatayat Nahdatul Ulama (NU) berupa ilmu manajemen keuangan dan ketahanan ekonomi yang dikemas dalam bentuk pelatihan di Graha Sawunggaling, Kota Surabaya, Minggu.

"Saya ingin kalian semua sejahtera lewat ajaran rukun Islam dengan zakat dan naik haji," kata Risma diiringi tepuk tangan para peserta pelatihan.

Hadir dalam acara tersebut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah, Pengurus Cabang Fatayat NU Surabaya Siti Musyfiqoh beserta anggota serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Surabaya dan PC Muslimat NU Surabaya.

Risma mengatakan tujuan pelatihan ini untuk menguatkan dan menstabilkan ekonomi kerakyatan agar hidup warga lebih sejahtera. Untuk mewujudkan semua itu, Risma menekankan agar ibu-ibu bekerja keras.

"Jangan pernah cepat berpuas diri, kita semua harus survive. Sehingga cita-cita untuk menjadi tuan dan nyonya di rumahnya sendiri terwujud," katanya di hadapan ratusan peserta pelatihan.

Untuk itu, Risma meminta kepada seluruh anggota PC Fatayat NU untuk menyusun program pemberdayaan ekonomi yang baik. Dalam hal ini, lanjut wali kota, anggota Fatayat diminta menekuni usaha kecil menegah (UKM).

"Ibu-ibu yang lain itu semua mulai dari nol, tetapi setelah beberapa tahun hasilnya mulai terlihat," katanya.

Dengan adanya pelatihan ini, Risma berharap agar anggota Fatayat NU mau berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan hidupnya dan membangun ekonomi kota atau negara yang tangguh.

"Mari bersama-sama kita berjuang melawan kemiskinan dan kebodohan dengan mendongkrak ekonomi masyarakat yang ada di bawah sehingga roda perekonomian di Surabaya terus bergerak naik," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah menambahkan, pelatihan pengelolaan keuangan keluarga dan ketahanan pangan dinilai penting. Sebab, peran ibu sangat kuat untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran uang di dalam sebuah keluarga.

"Harus pintar mengatur dan mengelola uang, kalau tidak bisa berbahaya," katanya.

Selain itu, alasan lain mengapa pelatihan ini penting, karena tantangan ke depan jauh lebih berat. Menurutnya, biaya pendidikan, kesehatan, bahan pokok, mengalami peningkatan.

Untuk itu, Difi mengharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, PC Fatayat NU dapat memikirkan pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga dengan baik, serta tidak mudah dibohongi oleh tawaran investasi bodong yang akan menghancurkan ekonomi setiap individu.

"Yang terpenting jadilah menteri keuangan dalam keluarga anda masing-masing dan jangan menjadi warga yang komsumtif," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018