Tangerang (ANTARA News) - Riko Noviantoro, warga Kota Tangerang Selatan menciptakan alat permainan edukasi bertemakan kebangsaan yang diberi nama yakni "Kwartet Kebangsaan" dan berisi mengenai berbagai perihal tentang Indonesia mulai dari ideologi Pancasila, Lembaga Negara, Lagu Nasional, Lagu Daerah, Tarian tradisional hingga Kuliner.

Dia menjelaskan, permainan kwartet sejatinya sudah cukup dikenal pada tahun 90-an tetapi seiring waktu permainan tersebut menghilang dan tertinggal era digital.

Riko melakukan inovasi dari permainan kwartet tersebut dengan memasukan tema kebangsaan di dalamnya sehingga sebagai pembelajaran juga.

Berbagai informasi yang tersaji pada Kwartet Kebangsaan itu dapat dipelajari lebih lanjut dalam sebuah buku panduan. Selama permainan, p juga dapat belajar bersama tentang berbagai hal yang disajikan dalam Kwartet Kebangsaan.

"Jadi, sistem permainan ini adalah dengan menebak kartu yang dimiliki lawan. Jika jawaban benar maka pemilik kartu tersebut harus menyerahkannya dan dikumpulkan hingga berjumlah empat," katanya.

Riko mengatakan Edu Game Kebangsaan merupakan alat permaianan yang bertujuan untuk meningkatkan semangat kebangsaan pada generasi muda. Model permainannya bisa bermacam-macam, diantaranya Kwartet Kebangsaan.

"Ini adalah versi edu game 2.0. Sebelumnya saya sudah membuat edisi pertama yang mirip permainan monopoli. Hanya temanya lagi-lagi kebangsaan,? imbuhnya.

Materi kwartet kebangsaan yakni terdiri dari 18 kategori dengan masing - masing kategori terdapat empat sub-kategori yang merupakan implementasi dari kategori tersebut.

Contohnya adalah kategori Sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa maka sub kategorinya adalah Tidak Memaksakan Kepercayaan, Hidup Sederhana, Menghormati Antar Agama dan Taat Beribadah.

Menurut Riko, permainan kelompok seperti ini yang mulai jarang pula terjadi di era digital.

"Tidak heran beberapa anak-anak yang memainkan ini terasa cukup asing untuk permulaan, tetapi setelah itu mereka lebih bisa bermain dan nyaman dalam kelompok," katanya.

Selanjutnya Riko menjelaskan permainan kwartet kebangsaan ini secara tidak langsung menghidupkan tradisi bermain kelompok. Sekaligus menumbuhkan semangat ke-Indonesia-an yang selama ini kian pudar.

"Ada anak-anak yang tidak tahu lagi apa kalimat Sila 1 Pancasila. Bahkan ada pula yang lupa semuanya. Itu memprihatinkan," paparnya.

Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018