Jayapura (ANTARA News) - Presiden joko Widodo pada kamis pagi (12/4) meninjau proyek pembangunan jembatan Holtekam, Kota Jayapura, Papua, yang ia inginkan dapat segera berfungsi dan berdampak pada pertumbuhan perekonomian di sekitar kawasan tersebut.

"Kita harapkan di akhir tahun ini selesai dan bentangan panjang jembatan 732 meter ditambah jalan menjadi 7.800 meter, maka ini menjadi sebuah jembatan paling panjang," ujarnya di Jayapura, Kamis.

"Yang kita harapkan (Jembatan Holtekam) dapat menumbuhkan titik-titik perekonomian baru di Jayapura dan sekitarnya karena ini akan memperpendek jarak dari Kota Jayapura menuju ke Skouw yang biasanya ditempuh 2,5 jam dan dengan adanya jembatan ini menjadi satu jam," sambungnya.

Presiden dalam peninjauan tersebut didampingi oleh Ibu Iriana Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Penjabat Gubernur Papua Soedarmo, Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) X Papua Osman Marbun, dan lainnya.

Ia menekankan keberadaan jembatan Holtekam juga harus berdampak pada penduduk di sekitarnya.

"Kita harapkan juga kawasan di sekitar jembatan ini akan menjadi sebuah tempat wisata yang indah, cantik dan bagus yang bisa mendatangkan wisatawan," kata dia.
 


Presiden menyatakan Jembatan Holtekam dirancang oleh arsitek dari Indonesia dan pengerjaannya dilakukan bersama oleh beberapa perusahaan BUMN.

Selain itu proyek pembangunan yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 9 Mei 2015, pembiayaannya ditopang secara bersama anatar pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Kota Jayapura dengan total anggaran Rp1,7 triliun.

Sebagai informasi, peninjauan ke lokasi pembangunan Jembatan Holtekam, merupakan salah satu rangkaian kegiatan Presiden saat mengunjungi Papua untuk yang kedelapan kalinya, pada 11-12 APril 2018.

Baca juga: Presiden minta mama-mama Papua ikut aturan pasar

Baca juga: Presiden belanja ketela di Pasar Mama-Mama Jayapura

Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018