Banjarmasin (ANTARA News) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Herawanto mengatakan berdasarkan data dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pasokan dan distribusi elpiji tiga kilogram yang cukup lancar mampu mengendalikan inflasi Kalsel selama 2018.

Menurut Herawanto di Banjarmasin Sabtu, secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan turun dibanding bulan sebelumnya.

Inflasi Kalimantan Selatan pada Mei 2018 tecatat 2,76 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 2,89 persen.

"Perbaikan pasokan dan distribusi elpiji 3 kilogram sejak awal tahun 2018, menyebabkan penurunan inflasi tahunan yang cukup signifikan pada komoditas elpiji 3 kilogram," katanya.

Selain itu, tambah dia, turunnya permintaan angkutan udara dibandingkan awal tahun, relatif menjaga kondisi inflasi untuk tetap stabil.

Sedangkan untuk inflasi bulanan, pada bulan Juni 2018 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan Mei 2018 seiring semakin tingginya tekanan permintaan, memasuki akhir bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Inflasi tersebut, dipicu khususnya pada komoditas bahan makanan, makanan jadi, maupun tiket angkutan udara.

Meski demikian, inflasi tahunan Kalimantan Selatan, pada tahun 2018 ini diperkirakan masih akan berada pada rentang sasaran target 3,75?1 persen, sebagai sasaran antara menuju target inflasi nasional 3,5?1 persen.

Sedangkan realisasi inflasi IHK Kalimantan Selatan pada bulan Mei 2018mencatatkan inflasi sebesar 0,16 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,11 persen.

Lebih tingginya realisasi inflasi didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok inti (core).

Menurut Herawanto, naiknya permintaan pakaian jadi menjelang Idul Fitri menjadi pendorong kenaikan inflasi kelompok tersebut.

"Meningkatnya permintaan pakaian jadi juga, menjadi salah satu pendorong meningkatnya inflasi di Kalsel, namun demikian, pengaruhnya tidak sebesar inflasi di sektor makanan, atau kelompok berjulak (VF).

Inflasi kelompok bergejolak (VF) masih tinggi, antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan pada saat Ramadhan di tengah pasokan yang terbatas.

Seperti, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, dan aneka ikan menjadi sumber peningkatan pada inflasi kelompok bergejolak.

Sementara itu, kelompok diatur pemerintah (AP) masih mengalami deflasi. Rendahnya permintaan angkutan udara menyebabkan komoditas tersebut menjadi komoditas penyumbang deflasi terbesar bulan Mei 2018.

Selanjutnya, sesuainya pasokan BBRT dengan permintaan mendukung stabilnya inflasi komoditas tersebut.

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018