Ambon (ANTARA News) - Presiden Federasi Mikronesia, Peter M. Christian saat kunjungannya ke Ambon dijadwalkan bersilaturahmi dengan keluarganya yang bermarga Souisa dari Desa Haria, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.

Kabag Humas Pemprov Maluku, Bobby Palapia, di Ambon, Kamis, mengatakan, silaturahmi Presiden Peter yang merupakan keturunan ketiga rumpun Melanesia di Mikronesia itu dijadwalkan pada Jumat (20/7) malam.

"Silaturahmi dijadwalkan di pendopo Gubernur Maluku, Kelurahan Manggadua, Kecamatan Nusaniwe dengan sanak keluarganya telah difasilitasi Pemprov Maluku dan badan berkompoten," ujarnya.

Bobby mengutip koordinasi Pemprov Maluku dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di Jakarta pada 13 Juli 2018 mengemukakan, Presiden Peter ingin mengetahui hubungan keluarganya bermarga Souisa.

"Prinsipnya jadwal kunjungan kerja Presiden Peter di Ambon pada 20 - 22 Juli 2018 telah dimatangkan dengan Kemenlu RI, Kodam XVI/Pattimura, Polda Maluku, Lantamal IX/Ambon, Lanud Pattimura serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis," katanya.

Presiden Peter setelah tiba di Ambon dijadwalkan memberikan kuliah di Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon pada Jumat (20/7) siang, dijamu makam malam oleh Gubernur Maluku, Said Assagaff dan bersilaturahmi dengan sanak keluarganya.

Jadwal pada 21 Juli 2018 adalah mengunjungi prospek perikanan di desa Waiheru, kecamatan Teluk Ambon serta meninjau salah satu sentra Usaha MIkro Kecil Menengah (UMKM).

"Presiden Peter sebelum kembali ke Jakarta pada Minggu (22/7) siang, sebelumnya mengikuti misa di salah satu katedral di kota Ambon," ujar Bobby.

Kunjungannya ke Ambon merupakan bagian dari memenuhi undangan Presiden, Joko Widodo ke Indonesia pada 17 - 24 Juli 2018.

"Pemprov maupun masyarakat Maluku mengapresiasi kunjungan Presiden Peter yang merupakan bagian dari basudara (saudara) yang harus dijalin keharmonisannya sebagai warisan leluhur," tandas Bobby.

Sebelumnya, Gubernur Maluku, Said Assagaff menjelaskan, Presiden Jokowi mengundang Peter sebagai tindaklanjut dari idenya untuk membentuk kawasan Melanesia di Indonesia dengan menghimpun provinsi Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat.

Bahkan, Kepala Negara mengutus mantan Menko Polhukham, Tedjo Edy Purdijatno untuk melaksanakan pertemuan dengan lima Gubernur saat Rakernas Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Kota Ambon pada 27 Februari 2015.

Ide Presiden Jokowi itu strategis karena pada masa Orde Baru tercatat lima provinsi ini dikelompokkan dalam wilayah pengembangan "E", termasuk Timor Leste yang menjadi provinsi termuda di Indonesia dengan nama Timor Timur, sebelum akhirnya merdeka pada 1999.

"Lima provinsi ini, termasuk Timor-Timor (sebelum merdeka) diklasifikasikan dalam satu kawasan karena memiliki kesamaan dalam rumpun ras dan etnis Melanesia," kata Gubernur Said.

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018