Jakarta (ANTARA News) - Negara-negara anggota ASEAN mengajak Australia untuk mengedepankan semangat multilateralisme dan anti proteksionisme dalam menjalin hubungan kerja sama ekonomi antara kedua pihak.

"Hal lain yang saya sampaikan dalam konteks hubungan ASEAN-Australia adalah masalah ekonomi. Kita mengajak Australia untuk tetap mengedepankan multilateralisme dan anti proteksionisme," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, seperti disampaikan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Sabtu. 

Ajakan untuk mengedepankan semangat multilateralisme dan anti proteksionisme itu disampaikan Menlu RI dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN-Australia di Singapura.

Hal tersebut disampaikan Menlu RI untuk mengajak semua pihak mengantisipasi dampak buruk dari kecenderungan proteksionisme dan perang dagang yang terjadi akhir-akhir ini, khususnya yang terjadi di antara China dan Amerika Serikat.

Menurut Menlu Retno, untuk menghadapi dampak buruk kecenderungan proteksionisme dan perang dagang itu, negara-negara ASEAN dan Australia harus dapat memanfaatkan mekanisme perdagangan bebas yang telah ada.

Menlu RI juga menekankan pentingnya untuk menyelesaikan perundingan perjanjian perdagangan bebas "Regional Comprehensive Economic Partnership" (RCEP) pada tahun ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kawasan dan memberikan sinyal positif bagi sistem perdagangan multilateralisme.

"Kami juga menyebutkan bahwa RCEP menjadi sangat penting artinya. Oleh karena itu, kita berharap agar perundingan RCEP ini dapat diselesaikan pada akhir tahun ini," ucap Menlu Retno.

Pada pertemuan itu, para Menlu negara anggota ASEAN dan Menlu Australia juga membahas upaya bersama untuk menghadapi ancaman keamanan non-tradisional, salah satunya mengenai kontra terorisme.

"Kami juga berbicara mengenai kontra terorisme karena pada saat 'special summit' di Sydney baru-baru ini ada MoU (nota kesepahaman) mengenai kontra terorisme antara Asean dan Australia. Kita minta agar MoU itu dapat segera direalisasikan," ujar Retno.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018