Memang di negara saya juga panas, tapi saya tetap harus adaptasi karena saya tidak suka cuaca panas,
Jakabaring saat ini menjadi kompleks olahraga modern seluas 325 hektare hasil pengembangan dari kawasan rawa-rawa di wilayah Seberang Ulu Kota Palembang sejak 2004.

Karena merupakan daerah pengembangan baru dari kawasan rawa-rawa, ditambah tersebarnya berbagai pabrik di tengah kota, menjadikan Jakabaring sebagai kompleks olahraga dengan suhu yang cukup tinggi, sekitar 33-36 derajat Celsius kala matahari terik menyinari Palembang.

Sengatan matahari yang bertemperatur cukup tinggi tersebut, menjadi "lawan" lainnya yang harus dihadapi oleh para petenis dari seluruh Asia yang turun dalam ajang Asian Games 2018.

Petenis unggulan Thailand yang sarat prestasi, Peangtarn Plipuech (25), yang sudah beberapa kali datang ke Indonesia, mengaku bahwa panas suhu udara di Jakabaring dan Palembang secara umum menjadi tantangan tersendiri baginya di Asian Games 2018.

Peangtarn yang didapuk menjadi unggulan 10 Asian Games 2018, langkahnya harus terhenti di putaran 32 besar setelah kalah tiga set dari petenis Indonesia Aldila Sutjiadi dengan skor 3-6, 6-4, dan 6-4.

Peangtarn yang menjadi petenis nomor dua terbaik di Thailand versi Asosiasi Petenis Wanita (WTA) pada Mei 2018 itu, menilai kekalahannya di Jakabaring tersebut tidak terkait dengan predikat dan peringkatnya yang merupakan unggulan.

"Karena bagi saya semua punya kesempatan dan bisa menang dalam tenis. Ini bukan soal unggulan karena itu hanya angka. Hari ini saya berusaha terbaik namun ini adalah harinya dia dan bukan milik saya," ujar Peangtarn.

Walau Asian Games 2018 lawatan keduanya di Palembang setelah yang terakhir pada lima tahun lalu, petenis yang sempat menduduki peringkat terbaik tunggal putri 175 dunia tersebut, menyatakan masih harus beradaptasi ketika bermain di Palembang.

"Ini kedua kalinya saya ke Palembang, tapi saya tidak bisa katakan apa-apa mengenai kotanya karena selalu di Jakabaring. Memang di negara saya juga panas, tapi saya tetap harus adaptasi karena saya tidak suka cuaca panas," kata Peangtarn yang sudah mengoleksi enam gelar turnamen level ITF tunggal putri itu sambil melemparkan senyumnya.



Bukan masalah

Hal yang sama juga dialami petenis asal China Wang Qiang. Petenis berusia 26 tahun tersebut tak mengendurkan semangatnya untuk mengincar titel di Asian Games 2018 meski harus bermain di bawah teriknya mentari Jakabaring.

"Saya pernah berada di cuaca seperti ini. Karena di tenis, yang seperti ini memang pasti terjadi kapan pun. Tapi saya tidak apa-apa dan akan siap mewujudkan target saya menembus partai final dan merebut juara," ujar dia.

Wang yang menargetkan juara, walau melemparkan senyum saat mengutarakannya, sepertinya tidak asal bicara mengenai hal ini.

Berbekal statusnya yang saat ini menempati peringkat 53 dunia (30 Juli 2018) hasil dari berbagai prestasinya di WTA, ITF Women Circuit dan Grand Slam, petenis berparas cantik ini hadir ke Asian Games 2018 dengan status unggulan dua.

Wang yang sejak 2014, kerap masuk babak utama empat turnamen terakbar dunia tenis (Grand Slam), memulai langkahnya dengan positif di Asian Games 2018 dengan memenangkan pertarungan putaran dua tunggal putri (fase 32 besar) melawan wakil Korea Selatan Sunam Jeong.

Sunam dibenamkan oleh Wang dalam pertarungan stright set selama 82 menit yang berkesudahan dengan kedudukan 6-4, 6-1. Kendati menang dengan hanya dua set, Wang menilai pertandingan ini memiliki persaingan berat, terutama pada set pertama.

"Ini sangat berat. Dia sangat baik di baseline, memiliki forehand dan backhand yang baik. Saya sempat kesulitan mencari kesempatan untuk mendapatkan poin. Beruntung saya masih bisa sabar dan akhirnya bisa memenangkan pertarungan," ujar Wang yang telah membukukan 13 gelar tunggal turnamen ITF Women Circuit.

Kendati demikian, dia mengaku persaingan untuk menuju juara makin jauh akan makin berat termasuk dari pemain-pemain tuan rumah jika mereka berhadapan dan bisa dipastikan memiliki dukungan penuh di Jakabaring.

Dengan hasil itu sendiri, Wang masih menjadi penantang utama bagi calon kuat juara tunggal putri Asian Games 2018 yang merupakan kompatriotnya sendiri dari China, yakni Shuai Zhang.

Zhang yang telah mengoleksi 24 gelar (20 ITF Circuit dan dua WTA Tour) dan saat ini menempati peringkat 32 dunia serta didapuk menjadi unggulan pertama Asian Games 2018, juga meraih hasil positif pada fase 32 besar ini dengan menumbangkan pemain Srilanka Anika Chloe Seneviratne 6-1, 6-2.

"Ya persaingan pasti akan semakin berat nantinya, namun saya hanya akan melakukan selangkah demi selangkah saja dan berusaha selalu siap dalam keadaan dan kondisi apapun," ujar Wang.

Jakabaring dengan berbagai kondisinya, memang akan menjadi cerita sendiri bagi para petenis yang berlaga di Asian Games 2018 cabang tenis yang berlangsung pada 19-25 Agustus 2018, termasuk soal suhu udaranya yang pasti dirasakan semua orang, baik pemain maupun penonton di sisi lapangan.

Yang pasti, siapa yang bisa menghadapi suhu panas ini dengan baik, selain lawannya, dialah juara. Karena telah bertahan, berjuang, dan menang menghadapi berbagai kesulitan serta ujian yang menghadang.*

 

Baca juga: Aldila Sutjiadi tumbangkan unggulan 10 Asian Games

Baca juga: Jawara tenis "turun gunung" AG hari kedua


 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018