Alhamdulillah fase krusial sudah dilewati tanpa masalah berarti...
Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersyukur tidak ada masalah berarti selama jamaah menunaikan fase ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina/Armuzna) dan jumlah anggota jamaah yang meninggal dunia dalam tahapan tersebut lebih rendah dibanding musim haji tahun lalu.

"Alhamdulillah fase krusial sudah dilewati tanpa masalah berarti, mulai dari prawukuf, wukuf hingga pascawukuf," kata Lukman di Mekkah, Sabtu.

Selama tahapan itu ada 34 anggota jamaah Indonesia yang meninggal dunia dengan rincian tujuh di Arafah, lima di Muzdalifah dan 22 di Mina. Hingga saat ini anggota jamaah Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci total 163 orang.

Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan jumlah kematian jamaah Indonesia pada musim haji 2017, ketika total ada 229 anggota jamaah haji yang meninggal dunia, termasuk 17 orang yang meninggal di Arafah dan 48 yang meninggal di Mina.

Menteri Agama mengatakan penurunan jumlah anggota jamaah yang meninggal dunia selama Armuzna tidak terlepas dari kinerja petugas haji, yang jumlahnya sekitar 4.800 orang, yang melayani tidak kurang dari 221 ribu anggota jamaah haji Indonesia.

Fase Armuzna menuntut kondisi fisik prima karena rangkaian ibadah selama wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah serta menginap dan melempar jumrah di Mina menguras banyak tenaga sementara waktu instirahat jamaah sedikit dan fasilitas yang tersedia terbatas.

Selama tahapan itu, dalam tiga hari jamaah harus beribadah dan melakukan aktivitas di perkemahan yang berada di kawasan tandus di tengah suhu 40 derajat Celsius lebih pada siang hari.

Di fase Mina, jamaah yang mabit harus menuju Jamarat untuk melempar batu jumrah dengan berjalan kaki menempuh jarak kurang lebih lima kilometer pulang pergi dengan berjalan kaki di bawah teriknya matahari siang.

Baca juga:
3.849 petugas akan layani jamaah di Armina
Petugas haji diminta fokus layani jamaah di Armina

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018