Mekkah, Arab Saudi (ANTARA News) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali mengatakan salah satu indikator ibadah haji seseorang diterima oleh Allah (mabrur) adalah meningkatnya kesalehan dan empati terhadap orang-orang dalam lingkungannya.

Dan seorang yang hajinya mabrur harus mampu menjaga status itu hingga akhir hayatnya, bukan hanya selama berada di Tanah Suci saja, katanya kepada Media Center Haji di Mekkah, Senin.

Oleh karena itu dia berpesan kepada jamaah haji Indonesia agar berusaha meningkatkan dan memperbaiki ibadah, baik ibadah mahdhah (murni) maupun ibadah sosial, sesampainya di Tanah Air.

"Itulah kemabruran yang sudah melekat dalam dirinya, karena itu menjadi sangat penting. Jadi indikatornya sejauh mana dia, porsi intensitas ibadahnya meningkat atau tidak," kata Nizar.

"Agar kesalehan sosial itu juga ditunjukkan oleh mereka," katanya.

Dia juga mendorong jamaah haji memperbanyak sedekah kepada warga sekitarnya setelah kembali ke Tanah Air agar kemabruran hajinya terjaga.

"Ini adalah simbol dari rasa empati sosial kepada orang yang membutuhkan dalam makna yang luas," kata dia.

Nizar mengatakan seorang haji yang mabrur akan memberikan manfaat bagi lingkungannya, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.

Ia menambahkan bahwa mabrurnya haji seseorang juga terwujud dalam kedamaian hati dan ketenangan jiwa, yang membuat sang haji tidak lagi khawatir dan takut dengan apa yang dia hadapi.

Baca juga: Kloter Palembang pertama pulang ke Indonesia
 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018