Badung (ANTARA News) - Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan ke-2 yang digelar di Badung, Bali, Rabu, akan mendorong pemerintah memanfaatkan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo dalam forum yang dihadiri lebih dari perwakilan parlemen 40 negara itu mengatakan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan, seperti tenaga surya, air dan angin kian mendesak.

Baca juga: Energi terbarukan tingkatkan kesejahteraan dan perkuat ketahanan

"Kami kan parlemen, kami mendorong masing-masing pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang terkait mengganti energi fosil menjadi energi terbarukan," tutur dia dijumpai disela-sela forum.

Ia mengakui mengganti energi terbarukan tidak semudah membalik telapak tangan karena sejumlah tantangan, di antaranya dana yang besar untuk penelitian dan alat serta penguasaan teknologinmasih rendah, tetapi semangat berubah harus segera dimulai.

Untuk Indonesia, Bambang Soesatyo menyebut kini sudah dimulai, misalnya pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla mendorong listrik dari energi terbarukan di sejumlah daerah yang memiliki potensi.

"Listrik yang tadinya pakai batu bara, berganti dengan energi matahari, beberapa daerah pelosok itu sudah diganti dengan energi matahari," ucap Bambang Soesatyo.

Selanjutnya melalui forum tersebut, diharapkannya terjadi kerja sama dalam mengatasi ketergantungan terhadap energi fosil melalui penelitian bersama, pertukaran teknologi, implementasi kebijakan dalam negeri serta peningkatan investasi.

Baca juga: Polda Bali turunkan polwan kawal delegasi perempuan

Peran perempuan dalam penciptaan energi terbarukan yang berkelanjutan juga akan dibahas dalam forum tersebut untuk mengetahui sejauh mana perspektif gender relevan untuk diterapkan dalam sektor energi.

"Gender ini lah yang kita harap mengambil kebijakan, suami mendidik anak bagaimana mengganti energi di sosok keluarga bahwa energi itu bisa habis," tutur Bambang Soesatyo.

Baca juga: BPPT rekomendasikan energi surya untuk listrik

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018