Satu anak mendapat 15 dolar Amerika Serikat ...

Jakarta (ANTARA News) - Dua SMA wilayah Jakarta Barat yang terlibat dalam penampilan Tari Ratoeh Jaro pada pembukaan Asian Games 2018, yakni SMAN 23 dan SMAN 78 membantah kompensasi dari Inasgoc untuk para murid yang berpartisipasi menjadi penari berupa honor.

"Istilah honor itu tidak ada," ujar Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 78 Jakarta Barat Zainuddin di Jakarta, Rabu.

Kata dia, yang benar adalah kompensasi atau apresiasi. "Dari uang itu, kami disuruh mengelola untuk persiapan Asian Games sampai selesai," katanya.

Zainuddin mengatakan, pihaknya sejak awal meniatkan seluruh kegiatan yang diikuti murid-muridnya dan sekolah dilakukan secara sukarela. Karena itu pemberitaan yang mengatakan bahwa sekolah menahan honor yang menjadi hak para murid penari Ratoeh Jaro tidak benar.

"Saya tidak sepakat itu dibilang honor, karena dari awal semua dilakukan secara sukarela, tidak pernah ada pembicaraan soal honor," katanya. 

Kompensasi tersebut sudah dibahas dengan perwakilan beberapa sekolah yang terlibat dalam penampilan Tari Ratoeh Jaro. Mereka sepakat tidak mengurangi nilai kompensasi dari Inasgoc bagi para peserta.

Adapun kompensasi yang diberikan Inasgoc sejumlah Rp200 ribu per hari selama latihan di Gelora Bung Karno (GBK). Kompensasi tersebut diberikan Inasgoc lewat pennyelenggara acara, yakni Lima Arus dan baru diterima pada Selasa oleh sekolah.

Kompensasi tersebut dikelola sekolah untuk konsumsi dan transportasi para penari. Latihan tersebut dilakukan selama 13 hari.  

Sementara itu, perihal uang kompensasi juga telah dibahas dengan perwakilan siswanya. Hasilnya, sebagian menginginkan kompensasi berupa tas pinggang. Namun yang lainnya menginginkan kompensasi dalam bentuk uang.

Zainuddin mengatakan keputusan mencairkan uang kompensasi cukup disayangkan karena tidak dapat diwujudkan dalam bentuk barang kenang-kenangan. Tetapi, dia juga tidak menolaknya.

"Nggak masalah, kalau mereka mau nanti bisa dicairkan. Kami dan sejumlah sekolah lain sudah sepakat tidak akan mengurangi nilai (uang) kompensasi dari Inasgoc untuk murid-murid," katanya. 

Senada halnya dengan Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 23 Jakarta, Edi Susilo yang mengaku kaget dengan pemberitaan soal sekolah yang menahan honor siswanya yang menjadi penari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018.

Edi mengatakan, pihak Lima Arus memang telah melakukan kesepakatan dengan para siswa dan pihak sekolah terkait uang yang akan diberikan.

Namun, dia menyebutkan uang tersebut bukanlah uang honor, melainkan uang operasional selama para siswi berlatih menjelang Asian Games.

"Memang ada perjanjian kita akan dikirim uang selama tiga kali. Namun didalam perjanjian itu sama sekali tidak ada kata-kata honor, hanya operasional," ujarnya.

Edi tak merinci berapa jumlah uang yang diterima pihaknya. Namun kompensasi tersebut digunakan untuk akomodasi para siswa selama 12 kali berlatih di GBK plus satu kali tampil saat pembukaan Asian Games.

"Buat menyewa bus aja sekitar lima juta keluar.  Kami 'kan pakai dua bus dan itu harus bus yang sesuai standar mereka, enggak bisa bus sembarangan. Belum lagi buat makanan dan minum anak-anak. Itu semua kita pakai uang operasional," katanya.

Tak hanya sekolahnya saja yang belum memberikan sisa uang operasional kepada para penari. Edi mengatakan 17 SMA lainnya belum memberikan sisa uang operasionalnya.

Adapun 17 SMA lain di Jakarta yang muridnya terlibat dalam tarian Ratoh Jaroe, yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa I Halim dan SMA Dian Didaktika.

Di kesempatan berbeda, Direktur  Media dan Hubungan Masyarakat Inasgoc Ratna Irsana menyatakan  kompensasi sudah dibayarkan melalui penyelenggara acara kepada sekolah-sekolah partisipan Tari Ratoeh Jaro.

Inasgoc membayar lewat EO ke sekolah. Dari EO sudah membayar lunas dan kami punya semua dokumen dan bukti transfernya.

"Satu anak mendapat 15 dolar Amerika Serikat atau Rp200 sekali latihan. Latihan 15 kali, jadi sekitar Rp3 juta per anak," katanya. 

Baca juga: Cerita di balik kemegahan pembukaan Asian Games 2018
Baca juga: Fakta-fakta upacara pembukaan Asian Games 2018


 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018