perbaikan permanen sekolah, rumah sakit dan perkantoran menggunakan dana hibah
Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan rehabilitasi rekonstruksi di Nusa Tenggara Barat yang terdampak gempa akan segera dilakukan.

"Jadi saat ini masa transisi darurat kita lakukan, rehabilitasi rekonstruksi juga akan dilakukan," kata Willem di sela-sela Jambore SAR Nasional 2018 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur, Senin.

Willem mengatakan walau pun sedang berjalan masa transisi darurat menuju pemulihan di Nusa Tenggara Barat yang direncanakan berjalan tiga bulan, pemerintah sudah menyiapkan masa rehabilitasi rekonstruksi.

Pemerintah tengah mempersiapkan masa rehabilitasi rekonstruksi tersebut dalam sebuah rencana aksi. Rencana aksi tersebut merupakan sebuah dokumen yang menjadi acuan rehabilitasi rekonstruksi di Nusa Tenggara Barat.

"Dokumen tersebut menjadi acuan melaksanakan rehabilitasi rekonstruksi yang berisikan tugas dan tanggung jawab masing-masing kementerian/lembaga terkait, termasuk ketersediaan anggaran," tuturnya.

Willem mengatakan dokumen rencana aksi itu penting untuk segera diselesaikan. Menurut dia, dokumen tersebut kemungkinan akan selesai disiapkan pekan pertama Oktober.

Perbedaan antara masa transisi darurat menuju pemulihan dan masa rehabilitasi rekonstruksi terletak pada penggunaan anggaran.

"Kalau masa transisi darurat menuju pemulihan menggunakan dana siap pakai, rehabilitasi rekonstruksi untuk perbaikan permanen sekolah, rumah sakit dan perkantoran menggunakan dana hibah," jelasnya.

Baca juga: Pemerintah susun rencana aksi nasional rehabilitasi-rekonstruksi Lombok

Baca juga: BNPB: situasi di Lombok dalam masa transisi

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018