Pernah terjadi kebakaran hutan, salah satunya disebabkan oleh perapian yang tidak dipadamkan dengan benar oleh para wisatawan, yang mengakibatkan kebakaran hutan cukup luas.
Banjarbaru, Kalsel (ANTARA News) - Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan menutup sementara lokasi wisata alam Taman Hutan Rakyat (Tahura) Sultan Adam dan Mandi Angin bagi peserta "touring" maupun wisatawan untuk mengantisipasi kebakaran hutan.

Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurrofiq di Banjarbaru Rabu mengatakan, berdasarkan evaluasi, salah satu penyebab terjadinya kebakaran di kawasan hutan wisata tersebut adalah, kecerobohan para wisatawan.

"Pernah terjadi kebakaran hutan, salah satunya disebabkan oleh perapian yang tidak dipadamkan dengan benar oleh para wisatawan, yang mengakibatkan kebakaran hutan cukup luas," katanya.

Selain itu, tambah dia, puntung rokok yang dibuang begitu saja oleh peserta "touring" juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran," katanya.

Menurut Hanif, saat ini terjadi panas dan kemarau yang cukup ekstrem, sementara di daerah Mandi Angin, tanah relatif dangkal, sehingga batu-batu pun menjadi mudah panas.

Kondisi tersebut, membuat lahan di daerah tersebut mudah terbakar, bila ada sedikit api sebaga pemantiknya.

"Menghindari kondisi tersebut, akhirnya sejak beberapa waktu lalu, lokasi wisata alam tersebut kami tutup sementara," katanya.

Hingga saat ini, tambah dia, kawasan hutan yang terbakar telah mencapai 530 hektere yanga tersebar di kawasan hutan Kalsel.

Sedangkan untuk realisasi penanaman baru mencapai 10.200 hektare yang tersebar di seluruh lahan kritis dari target 32 ribu hektare.

"Saat ini penanaman sedang stagnan karena sedang musim kemarau ekstrem, setelah musim hujan, kami akan mengejar sisa target dari 32 ribu hektare tersebut," katanya.

Menurut dia, program revolusi hijau yang kini terus digalakan oleh Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, telah banyak membawa kemajuan bagi perbaikan lingkungan hidup di Kalsel.

"Apa yang kami programkan dan lakukan ini riil, dan benar-benar dilaksanakan dengan melibatkan seluruh pihak terkait," katanya.

Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor mengatakan, salah satu program dari revolusi hijau Pemprov Kalsel adalah menjadikan lingkungan perkantoran Pemprov Kalsel menjadi salah satu kawasan hutan kota.

Caranya adalah dengan mengajak seluruh pihak terkait, untuk ikut bertanggungjawab terhadap keberlangsungan hidup seluruh pohon yang ditanam di daerah tersebut.

Gubernur mengaku sedih, ada oknum yang justru tidak menghargai dengan upaya revolusi hijau tersebut dan justru ada yang merusak.

"Saya mendapatkan laporan, ada sekitar 8 ribu pohon mati, antara lain, karena sengaja disiram solar," katanya.

Saat menjadi pecinta alam, tambah dia, selalu diajari, jangan sampai menyakit pohon dengan menggores atau memaku pohon dan lainnya.

Gubernur juga bersyukur, berkat program revolusi hijau, akhirnya Kalsel ditunjuk sebagai tuan rumah Hari Pangan Sedunia (HPS) yang melibatkan banyak negara.*

Baca juga: Beruang madu magnet baru wisata Tahura Sultan Adam

 

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018