Mukjizat yang diberikan Tuhan kepada Bangsa Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Kita memiliki sekitar 648 bahasa, namun diperkirakan lebih. Dengan adanya Bahasa Indonesia kita menjadi bersatu.
Jakarta (ANTARA News)- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu.
   
"Mukjizat yang diberikan Tuhan kepada Bangsa Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Kita memiliki sekitar 648 bahasa, namun diperkirakan lebih. Dengan adanya Bahasa Indonesia kita menjadi bersatu," ujar Muhadjir saat membuka Kongres Bahasa Indonesia di Jakarta, Minggu.
       
Menurut dia, aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan dan persaudaraan. "Jangan sampai segala perbedaan menjadikan kita pecah. Segala perbedaan kita  atasi, jangan sampai berkembang sampai mengancam persatuan," imbuh dia.
     
Dia menambahkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan alat yang sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan. Ke depan, dia berharap para guru dapat menjalankan peran penting dalam kehidupan berbahasa. "Jadi guru tidak hanya bisa menggunakan bahasa daerah tempat dia mengajar, tapi juga menggunakan Bahasa Indonesia dalam kesehariannya mengajar."
     
Dia juga berharap semangat Sumpah Pemuda dapat menjaga keutuhan , dan menjamin bangsa Indonesia terus berkembang menjadi bangsa yang besar dan maju.
   
Kongres Bahasa Indonesia XI Tahun 2018 menghadirkan 27 orang pembicara kunci dan undangan, serta 72 pemakalah terseleksi yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Peserta yang akan mengikuti kongres tersebut berjumlah 1.031 orang yang terdiri atas para pemangku kepentingan, seperti pejabat publik, akademisi, budayawan, tokoh pegiat, pakar, guru, praktisi/pemerhati bahasa dan sastra Indonesia serta daerah, serta para tamu undangan.
   
Pembicara kunci yang akan berbicara pada hari pertama kongres adalah Sastrawan Ahmad Tohari dengan bahasan “Ragam Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Ranah Kehidupan”, dilanjutkan dengan gelar wicara yang menghadirkan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Sutan Adil Hendra bahasan “Bahasa dan Sastra untuk Strategi dan Diplomasi” dan wakil dari Kementerian Dalam Negeri dengan bahasan “Pengutamaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik”.
   
Ada sembilan subtema yang dikembangkan dari tema besar itu, yaitu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia,  pengutamaan bahasa Indonesia di ruang publik,  bahasa, sastra, dan teknologi informasi, ragam bahasa dan sastra dalam berbagai ranah kehidupan, pemetaan dan kajian bahasa dan sastra daerah.

Tema lainnya, pengelolaan bahasa dan sastra daerah,  bahasa, sastra, dan kekuatan kultural bangsa Indonesia, bahasa dan sastra untuk strategi dan diplomasi, dan politik dan perencanaan bahasa dan sastra.
     
Pada Kongres Bahasa Indonesia XI akan diluncurkan beberapa produk kebahasaan dan kesastraan, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia Braille, buku Bahasa dan Peta Bahasa, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Daring, Korpus Indonesia, Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Daring, buku Sastrawan Berkarya di Daerah 3T, dan 546 buah buku bahan bacaan literasi.

Produk lainnya, Kamus Vokasi, Kamus Bidang Ilmu, dan Aplikasi Senarai Padanan Istilah Asing (SPAI). Selain itu, akan diberikan sejumlah penghargaan, yaitu Adibahasa, Penghargaan Sastra, Anugerah Tokoh Kebahasaan, Duta Bahasa Nasional 2018, dan Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional 2018.*


Baca juga: 27 pembicara kunci tampil di Kongres Bahasa

Baca juga: Kesadaran persatuan itu bermula dari Kramat 106



 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018