Makassar (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad meminta sekaligus menghimbuan agar organisasi Gerakan Pemuda (GP) Ansor bisa menghindarkan diri dari arus politik praktis serta pragmatis jelang Pemilihan Umum.

"GP Ansor harus menghindarkan diri apalagi ikur politik praktis dan pragmatis. Sebab, Ansor ini memiliki sikap yang utuh dalam posisi politik. Perjuangan Ansor sudah jauh terbukti sejak Indonesia belum merdeka," tegas Firdaus saat dialog publik digelar PC GP Ancor Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Dosen Sospol UIN Alauddin Makassar ini berpendapat, kalau boleh jangan pilihan politik ke luar, ini ditekankan agar lebih mudah diterima orang lain.

Kendati demikian, kata akademisi ini, namun tentu tidak menutup ruang bagi kader Ansor untuk memiliki pilihan politik. Sebab, secara individu kader-kader Ansor Banser tetap memiliki hak pilihan politiknya untuk memilih pilihannya.

"Banser adalah milik Indonesia, bukan milik pak Jokowi atau Prabowo. Bukan milik Partai ini atau partai itu, Saya kira harus jelas sikap (GP Ansor) seperti itu," harap Firdaus.

Dialog bertajuk `2019 Ansor Mengawal Demokrasi, Menjaga Pilpres dan Pileg Aman dan Damai` di Warkop Bundu, jalan Letjen Hertasning, selain menghadirkan narasumber Firdaus Muhammad, hadir pula pemateri lain seperti Ketua GP Ansor Makassar Muhammad Harun, dan Sekretaris KNPI Makassar Antariksa Putra W dipandu Seryadi.

Pada kesempatan itu, Harun menyatakan, kontestasi politik tidak boleh dilihat dari perspektif kalah dan menang, tetapi bagaimana proses demokrasi itu berjalan sesuai jalurnya, bukan malah melawan arus.

"Di politik itu, lanjut dia, berbicara tentang strategi, bila kita melihat politik hanya pada poin ada pada menang maupun kalah tentu ini menjadi masalah tersendiri dalam dunia demokrasi.

"Bila itu terjadi dampak yang muncul adalah rasa arogansi pribadi. Ini membuat tokoh politik yang kalah akan merasa jatuh dan memunculkan sejumlah permasalahan lainnya," ungkap Harun.

Pada dasarnya lanjut dia, pascakontestasi politik seharusnya yang dilihat bagaimana menjadi posisi tokoh atau lawan politik sebagai mitra strategis bagi pemenang bukan menjadi lawan hingga memunculkan benih perselisihan yang sebenarnya memang tidak ada.

"Akhir kontestasi mestinya harus menjadi mitra strategis dalam memberikan kontribusi bagi daerah atau negara. Baik itu di Pemilihan Legistarif serta Pemilihan Presiden 2019 nanti," ucap dia menyarankan. ileg maupun Pilpres," tutur Harun.

Baca juga: GP Ansor minta maaf kegaduhan pembakaran bendera
Baca juga: Kemendagri : GP Ansor tidak penuhi syarat untuk dibubarkan

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018