Palu  (ANTARA News) - Kementerian Agama Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyatakan puluhan madrasah masih membutuhkan tenda dan kelas darurat untuk pelaksanaan belajar-mengajar setelah gempa, likuifaksi dan tsunami menghantam daerah itu.

"Kondisinya saat ini masih butuh tenda dan kelas darurat," ucap Kepala Kemenag Kota Palu Ma`sum Rumi terkait proses belajar mengajar di madrasah pascabencana tersebut di Palu, Senin.

Tercatat 68 madrasah swasta, mulai dari madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah hingga madrasah aliyah yang berada di bawah koordinasi Kemenag Palu,  sekolahnya mengalami rusak sehingga masih membutuhkan tenda dan kelas darurat.

Saat gempa, likuifaksi dan tsunami yang menghantam Kota Palu pada Jumat 28 September 2018, terdapat sekitar 50 persen madrasyah yang rusak total, ujarnya.

Kondisi saat ini, ujar dia, proses belajar-mengajar di madrasyah tetap berlangsung di halaman sekolah.

"Proses belajar mengajar diupayakan agar berjalan normal, sekalipun kondisinya kurang memungkinkan," ujar Ma`sum.

Di sisi lain, urai dia, banyak guru dan siswa madrasyah yang masih trauma. Terdapat sekitar 50 persen yang masih trauma dengan bencana yang menimpa Kota Palu dan masih takut kembali ke rumah. 


Baca juga: Murid madrasah Palu masih belajar di tenda
Baca juga: Puluhan madrasah Alkhairaat di Sulteng rusak berat

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018