Medan  (ANTARA News) - Tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama warga masih melakukan pencarian terhadap Rony Riski (14) penduduk Jalan Mutiara, Dusun Aek Galoga, Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal yang hanyut terbawa arus sungai Batang Gadis.

 Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal, Muhammad Yasir Nasution yang dihubungi dari Medan, Rabu malam mengatakan pencarian terhadap Riski yang dihentikan sekira pukul 18.00 WIB akan dilanjutkan Kamis (15/11) pagi. 

 Ia menyebutkan korban yang juga pelajar SMK itu hanyut ketika hendak mengambil bola yang jatuh ke sungai Batang Gadis itu, Selasa sore (13/11) dan hingga kini belum lagi ditemukan.

 Riski hanyut disapu arus sungai Batang Gadis, ujarnya, karena tidak pandai berenang.

 Pecarian masih difokuskan di sepanjang sungai Batang Gadis yang merupakan lokasi hilangnya korban.

  "Tim SAR bekerja sama dengan relawan dan masyarakat menyisir daerah hulu sungai Batang Gadis di Pantai Barat Sumatera," ucap dia.

 Yasir menambahkan, pencarian korban selain melibatkan Tim SAR Sibolga, BPBD, juga warga Desa Aek Galoga, Desa Huta Bargot dan warga Desa Nagajuang.

  "Personel dari Direktorat Sabhara Polda Sumut juga turun melakukan pencarian," kata Kepala Pelaksana BPBD Mandailing Natal itu.

Jalan Amblas

 Sementara itu, jalan nasional Kota Nopan yang amblas akibat tergerus air sungai Batang Gadis, di Desa Saba Pasir, Kecamatan Kota Nopan, Kabupaten Mandailing Natal pada Rabu (7/11) pekan lalu kini sudah dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.

 Jalan nasional yang amblas itu telah selesai diperbaiki oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional II Medan, dan Pemkab Mandailing Natal.

Jalur penghubung Provinsi Sumatera Utara dengan Provinsi Sumatera Barat itu kini sudah aman dan tidak ada kendala lagi.

Baca juga: Pengungsi banjir Mandailing Natal kembali ke rumah
 Baca juga: Puluhan rumah hanyut akibat banjir Mandailing Natal
 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018