Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo kembali mengajak sekitar 8.000 peserta apel Akbar Milad Satu Abad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan hijrah kepada kebaikan.

"Hizbul Wathan dalam usai yang satu abad justru peran-perannya semakin dibutuhkan oleh bangsa Indonesia karena bangsa ini sekarang sedang hijrah," kata Jokowi saat menjadi inspektur upacara apel Akbar Milad Satu Abad Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Jumat.

Kepala Negara mengatakan saat ini Indonesia sedang hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari individualisme menuju kolaberasi kerjasama-kerjasama, hijrah dari yang sering marah-marah kepada menuju kepada kesabaran, hijrah dari keterbelakangan menuju sebuah bangsa yang berkemajuan.

Untuk menjadi negara maju, kata Jokowi, kunci penting dari semuanya adalah pembangunan sumber daya manusia.

"Kita membutuhkan SDM yang unggul, SDM yang menguasai ilmu pengetahuan, yang menguasai teknologi, menguasai ilmu agama, yang memiliki untuk inovasi dan kreativitas, yang gigih, yang tangguh dan yang memiliki sikap akhlakul karimah," kata Presiden.

Jokowi juga mengatakan bahwa semua hal itu tidak bisa didapatkan hanya di ruang kelas tapi juga memerlukan bimbingan gerakan kepanduan seperti Hizbul Wathan seperti ini.

Jokowi juga yakin Hizbul Wathon yang didirikan oleh ide yang luar biasa dari KH Ahmad Dahlan serta tokoh-tokoh besar lainnya, seperti Panglima Jenderal Soedirman, Ki Bagoes Hadikusumo, KH Abdul Kahar Muzakir, Kasman Singodimejo, Adam Malik, akan melahir tokoh-tokoh dan panutan baru.

"Saya yakin Hizbul Wathan melahirkan tokoh-tokoh baru, panutan-panutan baru, anak-anak terbaik bagi bangsa ini," katanya.

Presiden juga yakin akan  potensi anak muda Indonesia sungguh luar biasa, termasuk bimbingan yang dilakukan oleh Muhammadiyah, yang yang harus digali, terus diasah, terus di bangkitkan terus dimajukan.

Presiden dalam kesempatan ini juga mengingatkan seluruh generasi muda Muhammadiyah dan keluarga besar Muhammadiyah untuk ikut bersama-sama turut menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basariah.

Sebagai bangsa yang besar, karena Indonesia adalah penduduk muslim terbesar di dunia dengan 260 juta yang hidup di 17.000 pulau serta berbeda-beda, warna-warni, aneka ragam, bermacam-macam, beda suku beda agama, beda adat, beda bahasa daerah ini harus bisa menjaga persatuan dan kesatuan.

"Saya ingin mengajak kepada kita semua untuk persatuan kita, menhjaga persaudaraan kita, mejaga kerukunan kita, menjaga ukhuwah Islamiyah kita, mejaga ukhuwah wathiniyah kita, karena aset terbesar bangsa adalah persatuan, persaudaraan dan kerukunan," kata Jokowi. 

Baca juga: Kembesnas Sako SPN 2018 wujudkan pribadi profesional dan religius
Baca juga: Komite Kepanduan Asia Pasifik apresiasi Pramuka Indonesia

Baca juga: Hidayat Nur Wahid ajak santri pramuka amalkan Pancasila

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018