Korban menggunakan bodi perahukatinting warna putih hijau saat melaut sejak Jumat (15/3) dan hingga kini belum kembali
Tobelo (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut), Sabtu, masih mencari seorang nelayan bernama Sahrul Katerumbingan (27 tahun) asal Desa Gamhoku, Tobelo Selatan, Kabupaten Halmahera yang belum kembali saat melaut Utara, di perairan tersebut.

"Korban menggunakan bodi perahu katinting warna putih hijau saat melaut sejak Jumat (15/3) dan hingga kini belum kembali," kata Kepala Basarnas Ternate, M Arafah di Ternate, Sabtu.

Setelah mendapat laporan, sekitar pukul 10.00 WIT, tim SAR gabungan bergerak menuju lokasi kejadian musibah dengan menggunakan speed boat Rigid Inflatable Boat (RIB) 03 Tobelo untuk mencari korban di perairan Tobelo dan sekitarnya.

Sebelumnya, Basarnas Ternate berhasil menyelamatkan sebuah speed boat berpenumpang 13 orang rute Jailolo-Sofifi Pulau Halmahera akibat dihantam gelombang tinggi di perairan itu.

Berawal dari informasi yang disampaikan anggota Polairud Polda Malut kalau ada speed boat rute Jailolo-Sofifi mengalami mati mesin dan dihantam gelombang laut pada koordinat 0° 49'23" N- 127°28'16" E dengan jarak 5,83 NM dari Pelabuhan Ahmad Yani.

Setelah menerima informasi, sekitar pukul 18.41 WIT, tim rescue Basarnas Ternate bersama dengan anggota Polairud berangkat menuju lokasi di Perairan Desa Maftutu Pulau Tidore dan mengevakuasi sebagian korban, dan sebagian sudah dievakuasi oleh speed boat masyarakat menuju Pelabuhan Ferry Kota Tidore.

"Setibanya di Pelabuhan Ferry Kota Tidore dan langsung mengefakuasi seluruh korban menuju Pulau Ternate pukul 19.55 WIT dan RIB 02 Ternate sampai di Pelabuhan A Yani Kota Ternate dan seluruh korban berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat pada Jumat (15/3) dini hari," katanya.

Sementara itu, di tempat terpisah, Plh Kepala Dinas Perhubungan Malut, Armin Zakaria ketika dikonfirmasi meminta kepada motoris speed boat agar lebih mengutamakan keselamatan penumpang dengan mematuhi aturan pelayaran di daerah ini.

"Kami meminta pemilik speed boat harus memperhatikan informasi keadaan cuaca terkini yang setiap saat dirilis oleh BMKG sehingga bisa mengetahui keadaan cuaca di perairan Malut, terutama kecepatan angin dan tinggi gelombang guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut," ujar Armin.

Selain itu, dirinya mengingatkan pada petugas yang mengawasi pelabuhan agar memberikan peringatat kepada pemilik kapal berukuran kecil maupun speed boat maupun penumpang jika cuaca tidak memungkinkan untuk mengizinkan aktivitas pelayaran ke berbagai daerah terutama di wilayah Malut. 

Baca juga: Nelayan hilang di Halmahera Selatan terus dicari Basarnas

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019