Total pengiriman rokok ke Korea Selatan hingga kini telah mencapai sekitar 60 juta batang rokok.
Karawang (ANTARA) - PT Philip Morris Indonesia (PMID) yang merupakan perusahaan pemegang saham mayoritas PT HM Sampoerna akan memaksimalkan ekspor rokok premium ke Pasar Duty Free Asia.

Direktur Utama PT Philip Morris Indonesia Ahmad Mashuri, di Kabupaten Karawang, Kamis, mengatakan pada akhir Maret 2019 pihaknya akan mengekspor dua kontainer rokok premium ke Korea Selatan.

"Untuk total pengiriman rokok ke Korea Selatan hingga kini telah mencapai sekitar 60 juta batang rokok," katanya, usai pelepasan ekspor perdana rokok ke Jepang, di kawasan pabrik rokok Karawang, Jawa Barat.

Selain Korea Selatan, mulai tahun ini PMID juga bisa mengekspor rokok premium ke Jepang. Perusahaan ini telah berhasil merebut pasar ekspor duty free Jepang.

"Ada 9 juta batang rokok premium Marlboro dan L&M yang secara resmi diekspor ke Jepang pada hari ini," kata dia.

Sebelumnya ekspor rokok duty free Jepang dilakukan oleh PT Philip Morris Serbia. Tetapi pada tahun ini PT Philip Morris Indonesia yang dipercaya untuk melakukan ekspor rokok ke Jepang.

Ia menyampaikan, tidak mudah untuk menembus pasar rokok di Jepang, karena masyarakat di negara itu memiliki kualifikasi rokok yang sangat ketat dan selera yang berbeda dengan negara Asia lainnya.

Jadi perlu kerja keras dan proses yang cukup panjang sehingga akhirnya PMID mampu menghasilkan produk tembakau yang memuaskan selera perokok dewasa di Jepang.

Direktur Urusan Eksternal Sampoerna Elvira Lianita mengatakan, pencapaian ekspor rokok selama ini tidak terlepas dari dukungan pemerintah.

"Kami menyampaikan apresiasi atas komitmen berkelanjutan pemerintah dalam menjaga iklim investasi," kata dia.

Elvira menyampaikan Sampoerna bersama PMID akan terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor perusahaan. Itu menjadi dukungan pihak perusahaan terhadap program pemerintah dalam peningkatan ekspor ke mancanegara.

Direktur Teknis dan Fasilitas Cukai Kementerian Perindustrian, Nirwala Dwi Heryanto berharap agar pengembangan produk ekspor dari PMID tidak hanya berhenti di Jepang.

"Untuk merebut pasar internasional harus cari inovasi," katanya.

Dari produk tembakau, sumbangan PMID terhadap pendapatan negara mencapai 33 persen dan untuk ekspor ada peningkatan hingga 13 persen. 

Baca juga: Philip Morris Indonesia ekspor perdana 9 juta batang rokok

Baca juga: Ditjen Bea Cukai: pemda harus laporkan penggunaan DBHCT

Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019