Prabumulih, Sumatera Selatan (ANTARA) - Jaringan gas (jargas) rumah tangga di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, telah menjangkau 86 persen penduduk kota tersebut setelah pada 2019 total terpasang 42.662 Sambungan Rumah Tangga (SR).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dengan didampingi Gubenur Sumsel Herman Deru, Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya dan jajaran direktur BPH Migas dan direksi PT Pertamina (Persero) meresmikan penggunaan jargas rumah tangga di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, Sabtu.

Peresmian disaksikan oleh ratusan warga yang berkumpul di halaman SD Negeri 61, Desa Talang Batu, Kecamatan Tambang Kapak Tengah, Prabumulih. Di lokasi tersebut, terdapat 328 sambungan rumah tangga untuk jargas Kota Prabumulih 2019.

Ignasius Jonan mengatakan pembangunan jaringan gas kota ini merupakan komitmen pemerintah menjadikan Kota Prabumulih sebagai kota percontohan penggunaan gas di Indonesia.

Pemerintah menjanjikan pada 2020, pembangunan jargas di Prabumulih akan tuntas karena saat ini baru mencapai 86 persen penduduk dari total penduduk berjumlah 173.000 orang lebih.

"Ya, berapa pun kebutuhannya di 2020 nanti akan diberikan bisa 5.000 sambungan atau lebih, yang penting tuntas," kata Ignasius.

Bahkan, ia menjamin jika nanti diberikan kuota 100.000 SR dari pemerintah pada 2020 maka akan memberikan jargas sebanyak 15.000 SR ke Sumsel. Tapi jika ditambah menjadi 1 juta SR maka Sumsel akan mendapatkan 100.000 SR yang nantinya akan dibagikan ke kabupaten lain seperti Penukal Abang Lematang Ilir (Pali).

Jaringan gas kota Prabumulih yang diresmikan kali ini sebanyak 6.018 SR, tersebar di beberapa titik yakni SDN 62 (300), SDN 61 (328), SDN 63 (887), Kantor Kepala Desa Karya Mulya (459), Kantor Kepala Desa Tanjung Telang (463), Kantor Lurah Payu Putat (877), Patih Gulung U9 (200), Patih Gulung SP (240), dan Prabumulih (2.264).

Pembangunan jaringan gas Kota Prabumulih sebenarnya telah dimulai sejak 2012 yakni dengan membuat 4.650 SR. Kemudian dilanjutkan pada 2016 sebanyak 32.000 SR, dan pada 2018 sebanyak sehingga total sudah berjumlah 42.662 SR.

Menurut Menteri ESDM, penggunaan gas untuk kebutuhan rumah tangga ini harus didorong karena produksi gas di Indonesia mencapai 2.100 juta MMSCFD. Artinya, untuk 100 ribu rumah tangga hanya membutuhkan 1 MMSCFD atau jika seluruh rumah tangga di Tanah Air menggunakan gas yakni untuk 70 juta rumah tangga maka hanya membutuhkan 700 MMSCFD.

Pada kesempatan itu, Ignasius juga sepakat dengan keinginan dari Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya yang tidak menginginkan kota ini menjadi areal pertambangan karena wilayahnya yang tidak terlalu luas.

Selain itu, ia juga menyambut baik permohonan Pemkot Prabumulih untuk dibukakan pusat pendidikan Akamigas di kota tersebut. Pemkot sudah menyediakan lahan seluas 15 hektare.

Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya dalam sambutannya mengatakan kehadiran jaringan gas kota ini seakan menjawab pertanyaan masyarakat atas keadilan energi di Tanah Air.

"Prabumulih ini kaya, menghasilkan minyak sejak puluhan tahun lalu tapi jika melihat kondisi masyarakatnya sangat menyedihkan masih banyak miskin, baru kali ini merasakan gas langsung ke rumah-rumah," kata dia.

Untuk itu, Pemkot Prabumulih meminta dukungan dari berbagai pihak untuk program kolaborasi dengan melibatkan beberapa institusi pemerintah, BUMN, dan dana CSR untuk membantu keluarga miskin.

"Ada bantuan langsung yang diberikan untuk 10 rumah tahun ini. Sertifikatnya gratis dari BPN, gas gratis dari jaringan gas kota ESDM, listriknya gratis dari PLN, bangunannya bantuan dari CSR Bank Mandiri.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019